News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2019

Memahami Makna Puasa Ramadan Dari Sisi Batin, Belajar Dari Kaum Sufi

Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penari Sufi saat membuka event yang bertajuk 'Journey Of Istanbul 2016 di Plaza Atrium, Jakarta Pusat, Sabtu (11/6/2016). Acara ini akan berlangsung pada 11 Juni hingga 3 Juli 2016 dengan menampilkan akustik ramadan, bedug feat drum and art percussion, drama prince of persia dan showman Turkish Ice Cream. Tribunnews/Jeprima

Sementara itu, bagi kaum khawas (khusus) maka puasa mereka benar-benar untuk Allah SWT. Karena mereka menyaksikan Allah, berbuka bersama-Nya, penerimaan mereka karena Allah, dan mereka senantiasa diliputi Allah.

Pada ayat berikutnya, penafsiran Al-Qusyairi pun beranjak pada penentuan masa atau waktu (QS. Al-Baqarah [2]: 184). Dalam hal ini, Al-Qusyairi membagi tipologi puasa beserta karakteristiknya masing-masing:[4] Pertama, siapa yang melihat bulan (Ramadan) maka dia akan berpuasa karena Allah, dan dia pun berhak mendapatkan pahala. Puasa karena Allah itu juga menegaskan penghambaan kepada-Nya.

Dia menjadi sifat setiap hamba. Puasa lahiriah ini sekadar menegakkan aspek-aspek lahiriah semata, seperti syarat dan rukunnya.

Kedua, puasa batiniah berarti menyaksikan pencipta bulan. Dia akan berpuasa bersama Allah, dan akan diberi balasan berupa kedekatan (al-qurbah) bersama Allah SWT.

Maka dari itu, puasa bersama Allah berarti dia sedang meluruskan kehendaknya, sekaligus menjadi karakter bagi orang yang berkemauan kuat. Dia tidak sekadar mengikuti aspek-aspek lahiriah, namun lebih dari itu, puasa bersama Allah berarti menahan diri melalui isyarat-isyarat hakikat.

Artikel ini telah tayang di ganaislamika.com dengan judul: https://ganaislamika.com/puasa-kaum-sufi-1-tafsir-isyari-al-qusyairi/

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini