Oleh Ahsin Sakho Muhammad Pengasuh PP Dar Al-Qur’an Kebon Baru, Arjawinangun, Cirebon
Kepada kaum Tsamµd (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).”(Hud: 61.)
Ayat itu menjelaskan beberapa hal. Pertama,tentang pengutusan Nabi Saleh kepada kaumnya Tsamud. Kedua, misi yang diemban oleh Nabi Saleh adalah yaitu mengajak kaumya untuk menyembah hanya kepada Allah SWT semata.
Ketiga, penjelasan tentang asal usul manusia yaitu dari tanah.Keempat, Diantara tugas manusia di bumi yaitu memakmurkan bumi yaitu mengelolanya dengan sebaik baiknya secara bertanggung jawab.
Kelima, perintah Allah kepada kaum Tsamud agar mereka meminta ampun kepada Allah atas semua dosa mereka seperti kekufuran, dan segala perilaku yang tidak sesuai dengan tuntunan ajaran Allah. Allah adalah sangat dekat dengan hamba-Nya dan Zat yang sangat memperkenankan doa hamba hamba-Nya.
Manusia diberi mandat oleh Allah sebagai Khalifah di bumi. Tugas dari kekhilafahan manusia di bumi,disamping beribadah kepada Allah,adalah memakmurkan bumi dengan cara mengelolanya dengan sebaik baiknya.
Syekh Wahbah az Zuhaili dalam tafsirnya äl-Munir bahwa maksud dari kata ïsta’marakum”adalah “menjadikan manusia sebagai pemakmurnya dengan bercocok tanam, memproduksi barang kebutuhan manusia, membangun sarana dan prasarana, mengeksplorasi kandungan mineral dan lain lainnya yang ada di perut bumi”.
Allah telah menciptakan bumi sedemikian rupa dengan segala fasilitasnya, seperti daratan, lautan, pegunungan, oksigen, flora dan fauna dan lain sebagainya,agar bisa menjadi tempat yang nyaman bagi manusia.
Jika bumi tempat manusia berpijak adalah bahan baku untuk kehidupan atau modal dasar bagi kehidupan manusia, maka Allah telah memberikan modal lain yang tidak kalah pentingnya selain keimanan dan taqwa, yaitu ilmu pengetahuan.
Allah mengajarkan kepada Nabi Adam tentang nama nama benda yang ada di sekitarnya dan kegunaannya. Inilah cikal bakal perkembangan ilmu pengetahuan pada umat manusia.
Dengan ilmu manusia mampu mengelola bahan baku yang ada di alam semesta menjadi sesuatu yang baru yang bermanfaat bagi mereka,seperti menyediakan kebutuhan sehari hari dimulai dari kebutuhan pokok, seperti sandang, pangan dan papan dan lain sebagainya.
Nabi Adam begitu juga keturunannya, dengan potensi yang ada pada dirinya mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh Allah kepadanya.Setelah itu sejalan dengan perkembangan zaman, tingkat kebutuhan manusia semakin fariatif.
Keadaan ini mengharuskan manusia terus meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan.Dengan berkembangnya ilmu engetahuan manusia akan terus menciptakan hal hal yang baru untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Pada sisi yang lain, manusia adalah makhluk sosial. Dia tidak akan bisa hidup sendirian. Eksistensi kehidupannya tergantung kepada masyarakat yang ada di sekitarnya.
Dengan munculnya satu komunitas masyarakat akan muncul kebutuhan kebutuhan baru baik terkait dengan pangan, sandang, papan dan kebutuhan hidup lainnya, seperti perkakas, alat transportasi dan lain sebagainya.
Menghadapi berbagai kebutuhan hidup, manusia tertantang untuk menciptakan sarana yang menunjang kebutuhan hidupnya.
Demikianlah siklus kehidupan manusia di bumi ini dari dahulu hingga sekarang. Semua alat alat canggih yang modern pada saat ini pada dasarnya adalah dalam rangka memenuhi hajat hidup kebutuhan masyarakat dengan segala pranatanya.
Peradaban Manusia
Peradaban adalah hasil dari rangkaian produk budaya manusia. Semakin banyak produk budaya satu bangsa semakin tinggi pula tingkat peradaban bangsa tersebut sehingga menjadi kebanggaan.
Sejarah menunjukkan banyak peradaban telah muncul dan tenggelam, dipergilirkan dari masa ke masa. Mulai peradaban Mesopotamia di Irak, suku Mayadi Amerika Tengah, Mesir, China, Yunani, Romawi, Persia, Islam,
Peninggalan yang berupa bangunan fisik yang ada di kawasan tempat tinggal nenek moyang mereka menjadi saksi bisu atas apa yang dilakukan oleh mereka.
Bumi yang kita huni sekarang ini telah berumur jutaan tahun lamanya. Manusia yang menghuni bumi ini telahberusia ratusan ribu tahun lamanya.
Dalam rentang waktu yang demikian lama, manusia telah menciptakan banyak sekali kreasi dan penemuan penemuan yang beraneka ragam, sesuai dengan situasi dan kondisinya masing masing.
Mereka yang tangguh dan rajin, akan menghasilkan karya yang monumental yang terus dikenang sepenjang zaman. Sedangkan mereka yang malas, tak berdaya, tidak akan menghasilkan apa apa.
Al-Qurán telah menjelaskan beberapa hasil kecerdasan akal manusia dari kaum kaum terdahulu. Antara lain cara mengubur orang mati(al-Maidah :31); pembuatan patungWadd, Suwa’, Yaghuts, Yaúq dan Nasr(Nuh: 33), budaya pembuatan bahtera, kapal laut (al-Fulk) ( Hud:37 ), papan (al Alwah) dan pasak (al-Qamar:13 ).Pada masa Nabi Idris berkembang budaya tulis menulis dengan pena.
Kemudian pada masa Nabi Ibrahim keahlian membuat patung (tamatsil) untuk disembah demikian marak (al-Anbiya’:52 ).
Dalam bidang logika,Nabi Ibrahim mahir berdiskusi dan berdebat. Semua lawannya bertekuk lutut dan bungkam karenanya(al-Anbiya’:65, al-Baqarah:258).Nabi Yusuf memiliki strategi ulung dalam urusan logistik.
Pada masanya muncul teori ekonomi yang berbasis pertanian (Yusuf:46-49). Dengan itu Nabi Yusuf mampu menghadapi paceklik yang dahsyat di Mesir selama 7 tahun lamanya.
Di era Nabi Dawud,seni membikin kerajinan dari besimulai berkembang. Nabi Dawud mampu melunakkan besi untuk dijadikan baju perang (al-Anbiya’:80, Saba’:13).
Kemudian pada masa Nabi Sulaiman budaya membikin bangunan yang tinggi, istana, dan lain sebagainya demikian maju.
Nabi Sulaiman mampu menaklukkan Jin. Atas perintahnya mereka mampu membuat gedung gedung yang tinggi, patung patung, piring piring yang besarnya seperti kolam, periuk periukyang besar pula (Saba’: 13). Seni membuatlantai istana yang dilapisi kaca juga muncul pada periode ini dan mengecoh Ratu Balqis dari Yaman.
Al-Qur’an menyebutkan beberapa kebudayaan yang menciptakan peradaban yang tinggi seperti peradaban kaum Saba’ di Yaman yang negerinya subur makmur.
Negeri mereka diapit oleh dua perkebunan. (Saba’:15). Ratu Balqis di Yaman digambarkan oleh Al-Qur’an sebagai seorang ratu yang ditaati oleh rakyatnya yang menyembah matahari.
Dia mempunyai kekuasaan yang besar,mempunyai kekayaan yang melimpah.Singgasananyademikian besar dan megah. (an-Naml :23).
Dalam logika, Nabi Ibrahim mahir berdiskusi dan berdebat. Semua lawannya bertekuk lutut dan bungkam karenanya (al-Anbiya’:65, al-Baqarah:258). Nabi Yusuf memiliki strategi ulung dalam urusan logistik. Pada masanya muncul teori ekonomi yang berbasis pertanian (Yusuf:46-49).
Artikel ini telah tayang di gontornews.com dengan judul: https://gontornews.com/2018/07/17/al-quran-dan-peradaban-manusia-2/