News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2019

Hikmah Ramadan - Nafas Berhenti, Pahala Tetap Mengalir

Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KH. Anang Rikza Masyhadi, MA, Pondok Modern Tazakka Batang

Oleh: K.H. Anang Rikza Masyhadi, MA, Pondok Modern Tazakka Batang Jateng

TRIBUNNEWS.COM - Manusia, apabila mati, maka terputuslah semuanya, kecuali tiga hal. Yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya. Demikian sabda Rasul SAW yang sangat masyhur.

Ketiga hal itu merupakan investasi setiap orang yang ia lakukan semasa hidupnya. Artinya, jika seseorang selama hidupnya membekali diri dengan ketiga hal itu, maka saat ajal menjemputnya, ia akan menikmati investasinya itu.

Itulah mengapa, saat Imam Ibnu Qudamah RA ditanya muridnya tentang siapakah orang yang paling bahagia itu? Dijawab olehnya yaitu orang yang paling bahagia adalah orang yang saat nafasnya berhenti, pahalanya tetap mengalir.

Sedekah jariyah, sebagaimana disebutkan dalam Hadis Nabi di atas, bukanlah sedekah biasa. Kata “jariyah” artinya mengalir. Maka, sedekah jariyah adalah sedekah yang pahalanya mengalir terus. Para ulama ahli Hadis menjelaskan bahwa sedekah jariyah maksudnya adalah yang manfaatnya bisa dinikmati terus menerus tidak terputus.

Para ahli hadis lalu menyimpulkan bahwa sedekah jariyah hakekatnya adalah wakaf. Maka, berbeda dengan sedekah biasa. Jika kita memberi uang recehan kepada pengemis itu namanya sedekah biasa. Memberi makan nasi bungkus itu sedekah biasa. Akan tetapi, sedekah jariyah adalah membangun sekolah, pesantren, masjid, jembatan, rumah sakit, perpustakaan, laboratorium dan lain sebagainya. Dinikmati oleh banyak orang secara terus menerus silih berganti.

Itulah sedekah jariyah yang mengantarkan pelakunya pada kebahagiaan sejati, karena saat nafasnya berhenti pahalanya tetap terus mengalir.

Seperti halnya ilmu yang bermanfaat. Sekali kita mengajarkan kebaikan atau ilmu yang bermanfaat kepada orang lain, maka ilmu itu akan terus dipakainya, dan bahkan diajarkannya kembali kepada orang lain lagi. Demikian seterusnya sehingga turun-temurun, berkembang-biak, dan berantai.

Demikian halnya anak shaleh yang mendoakan. Maka, setiap orang harus berusaha mendidik anaknya agar menjadi shaleh, supaya kelak bisa dan mau mendoakannya saat kematiannya.

Itulah orang-orang yang oleh Imam Ibnu Qudamah disebut sebagai orang yang paling bahagia. Nafasnya berhenti, pahalanya tetap mengalir!

Rasulullah SAW pernah berpesan pada kita bahwa sebaik-baik manusia adalah yang usianya panjang dan perbuatannya baik. Dan seburuk-buruknya mereka adalah yang usianya panjang dan buruk perbuatannya.

Maka, manfaatkan usia dengan baik dan gunakanlah untuk investasi akhirat sebanyak-banyaknya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini