Oleh: KH Anizar, Pesantren Tazakka, Batang, Jawa Tengah
TRIBUNNEWS.COM - Saat melakukan thawaf di Masjidil Haram pada pagi hari Sabtu (5/1), pemandangan indah dan sangat menyejukkan hati nampak sekali terlihat di pelataran Ka’bah tempat jamaah umroh berthawaf.
Banyak anak-anak kecil yang ikut thawaf bersama keluarganya, menikmati dan ikut khusyuk dalam berthawaf.
Thawaf adalah ritual ibadah manusia pertama, yaitu Adam AS bersama istrinya ketika masih berada di Surga.
Setiap hari Adam thawaf bersama para Malaikat mengelilingi arsyNya Allah, bertasbih, tahmid dan mengagungkan asmaNya.
Surat At-Thur ayat 4-5:
وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ (٤)وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِ (٥)
“Dan demi Baitul Makmur, dan Atap yang di tinggikan (langit)”.
Tafsir Jalalain menyebutkan: Dan demi Baitul Makmur, yang berada di langit ketujuh, letaknya persis berada di atas Ka’bah, setiap hari diziarahi oleh tujuh puluh ribu malaikat yang melakukan thawaf dan sholat.
Ketika Adam diturunkan ke bumi dikarenakan melanggar ketentuan Allah, maka yang paling disedihkan Adam adalah tidak bisa lagi thawaf bersama para Malaikat.
Adam menyesal telah melanggar dan memohon petunjuk kepada Allah.
Lalu Adam mendapatkan redaksi pertaubatan langsung dari Allah yang diabadikan dalam al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 37:
فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِن رَّبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (٣٧)
” Maka Kemudian Adam mendapatkan beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya dan sesungguhnya Allah maha menerima taubat lagi maha penyayang”.
Surat Al-A’rof ayat 23:
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (٢٣)
” Keduanya berkata (Adam dan Hawa) Ya Tuhan kami, sesungguhny kami telah mendzolimi diri kami, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak memberi rahmat bagi kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi”.
Itulah doa manusia pertama kali di muka bumi, pengakuan atas kesalahan dan dosa-dosanya.
Setalah Allah mengampuninya, maka Allah memberi ganti Ka’bah dengan diambilkan batu dari Surga untuk ritual thawafnya Adam di muka bumi.
7 putaran thawaf bermakna hakikatnya ruh Adam kembali bersama para Malaikat mengelilingi ArsyNya Allah SWT.
Pemandangan indah pada pagi hari tersebut, nampak anak-anak kecil sudah dibiasakan beribadah dan taat kepada Allah, ini harus menjadi doktrin dan gaya hidup, bahwa anak-anak harus diajak dalam beribadah kepada Allah.
Al-Quran mengajarkan kepada kita untuk menyiapkan generasi yang kuat. Takutlah kalau anak cucu kita tidak bisa membaca Al-Quran, tidak taat bahkan jauh dari Agama Allah, surat An-Nisa ayat 9:
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (٩)
“Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka meninggalkan keturunan yang lemah, mereka khawatirkan terhadap masa depan mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”.
Lakukanlah sesuatu agar anak, cucu dan generasi setelah kita kuat. Kuat imannya, ketaatannya kepada Allah dan Rosul, kuat jasmani, ekonomi, kesehatan, intelektual, kuat dalam segalanya.
Rosulpun menegaskan, bahwa orang mukmin yang kuat, lebih baik dan dicintai Allah daripada yang lemah.
المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف وفي كل خير
“Seorang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai disisi Allah dari seorang mukmin yang lemah, walaupun pada keduanya terdapat kebaikan”. HR. Muslim.
Anak yang sholeh yang kita tinggalkan, menjadi salah satu amal perbuatan yang tidak terputus, yang terus akan mengalirkan pahala.
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له.
“Apabila anak Adam mati, maka terputuslah segala amalnya (dari dunia) kecuali tiga perkara; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan sholeh yang mendoakannya”. HR. Muslim.