News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2019

Solusi Cara Berpuasa Bagi Muslim Yang Tinggal Di Kota Sekitar Kutub Utara

Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kutub Utara

TRIBUNNEWS.COM - Ketika datang bulan Ramadan, umat Islam yang tinggal di Lingkaran Arktik (kota-kota yang berada di sekitar Kutub Utara) biasanya menghadapi kebingungan perihal kapan mereka harus memulai dan mengakhiri puasa setiap harinya.

Apabila Ramadan bertepatan dengan bulan-bulan musim panas di sana, maka di seluruh wilayah ini, matahari akan terbit selama hampir 24 jam, dengan jam malam hanya sekitar 50 menit saja.

Bahkan di beberapa wilayah tertentu, sama sekali tidak ada malam.

Cobalah Anda bayangkan, bagaimana rasanya berpuasa di tengah situasi dan kondisi seperti itu?

BACA JUGA: https://ganaislamika.com/tiga-tingkatan-puasa-menurut-tafsir-ruh-al-bayan/

Dan sebaliknya, ketika musim dingin tiba, wilayah tersebut dapat gelap sepenuhnya selama 24 jam.

Untuk mengatasi persoalan ini, yang mana akan sangat memberatkan apabila seseorang berpuasa di atas 20 jam per harinya, The European Council for Fatwa and Research (Dewan Fatwa dan Penelitian Eropa) berupaya untuk menyusun pedoman baru untuk Muslim yang tinggal di daerah Nordik, agar mereka dapat melaksanakan puasa dengan jam yang realistis.

Dewan tersebut akan merilis pedoman pelaksanaan Ramadan untuk mempermudah umat Islam yang berada di kota-kota paling utara di negara-negara seperti Norwegia, Swedia, Islandia, Rusia, dan Kanada.

Umat Muslim yang berpuasa di daerah ini mungkin mengalami kesulitan untuk menentukan waktu sebenarnya yang tepat kapan matahari terbit dan terbenam, sebab di sana hampir tidak ada bedanya.

BACA JUGA: https://ganaislamika.com/jenis-makanan-yang-baik-untuk-sahur/

Karena tidak ada batasan yang pasti terkait kapan matahari terbit atau terbenam, Mohammed Kharraki, juru bicara Asosiasi Islam Swedia menyarankan umat Islam untuk,

“Tentukan berdasarkan kapan terakhir kalinya matahari terlihat terbenam dan terbit dengan jelas,” ujarnya sebagaimana dikutip oleh  mvslim.com.

Namun tidak semuanya setuju dengan pendapat Kharraki, ada juga yang mengambil referensi berdasarkan waktu dari negara terdekat yang siklus perputaran mataharinya relatif normal, ke negara Eropa terdekat misalnya.

Pilihan lainnya adalah, mengikuti jam puasa yang terjadi di Makkah, Arab Saudi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini