TRIBUNNEWS.COM - Di luar tampilannya yang tidak semenarik buah-buah lainnya, sesungguhnya tersimpan nutrisi yang teramat kaya.
Tidak heran jika Rasulullah SAW sangat menyukai kurma. Ya, kurma adalah favorit Nabi.
Tak heran, kesukaan Baginda Rasul ini pun ditiru umat Muslim terutama saat bulan Ramadan ini.
Selama Ramadan terutama, dianatra berbagai jenis makanan dijumpai dengan keunikan dan cita rasa yang berbeda di berbagai belahan dunia, kurma selalu ada.
Ya, hampir semua umat Islam punya kedekatan dengan satu jenis kudapan manis pembuka puasa yang tumbuh subur di timur tengah itu.
Ya Kurma, atau dengan sebutan balah dalam bahasa Arab, khajoor untuk Urdu, dan hurmah di Turki, menjadi salah satu makanan favorit pembuka puasa, sebelum makanan berat, yang dianjurkan Rasullulah saw.
Kurma dipercaya sebagai tanaman tertua yang dibudidayakan oleh manusia.
Fosil menunjukkan pohon kurma sudah ada sejak 50 juta tahun silam.
Kurma juga sudah dikonsumsi dan dibudidayakan masyarakat Timur Tengah sejak 5.000-6.000 SM.
Secara umum, ada tiga macam jenis kurma, jenis lunak (termasuk Barhi, Halawi, khadrawi dan medjool), semi-kering (seperti noor Deglet dan zahidi), dan kering (seperti thoori).
Kurma mampu bertahan hingga bertahun-tahun.
Ajaibnya, biarpun kurma memiliki cita rasa manis, bagi Anda pengidap diabetes tidak perlu khawatir.
Sebuah jurnal kesehatan internasional melaporkan hasil studi yang mengatakan, walau kurma mengandung gula alami yang tinggi, ia sebenarnya memiliki indeks glikemik rendah alias lamban meningkatkan kadar gula darah setelah dimakan.
Selain itu, kurma juga punya khasiat lain: anti-inflamasi, meningkatkan kesehatan jantung, mengurangi resiko stroke, meningkatkan kesehatan otak, mengurangi resiko radang usus, mencegah kanker usus besar, dan banyak manfaat lainnya.