TRIBUNNEWS.COM, PALU - Selasa (14/5/2019) dini hari, suhu udara dingin di sebuah tenda pengungsian Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Palu, Sulawesi Tengah.
Terdengar suara pengumuman waktu sahur dari salah satu masjid yang lokasinya tidak jauh dari saya berdiri.
Waktu menunjukan tepat pukul 02.30 Wita.
Salah seorang wanita keluar dari tendanya untuk mengambil seember air.
Sama seperti ibu rumah tangga lain di pengungsian, ia tengah mempersiapkan untuk santap sahur.
Ialah Suhayati (47), salah satu korban likuifaksi Balaroa yang hingga kini masih berdiam di tenda pengungsian.
• Rektor IAIN Palu Sebut Ramadan Momentum Bentuk Pribadi Jadi Lebih Baik
Di dalam tenda berukuran 2x4 meter itu Suhayati tinggal bersama suami dan satu anaknya.
Tampak tak ada menu istimewa untuk santap sahur kali itu.