TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia ( YLKI) menyebut kondisi Tol Cikampek nyaris lumpuh dalam dua hari mudik Lebaran pada 29-30 Mei 2019.
Pernyataan itu bukan tanpa dasar. Sebab, menurut Ketua Harian YLKI Tulus Abadi, pihaknya juga melakukan pantauan di lapangan.
"Sepanjang jalan Japek kendaraan bergerak seperti semut saja. Bahkan di area Cikarang Utama, pemudik tertahan hingga 4 jam lamanya," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Jakarta, Jumat (31/5/2019).
"Padahal sudah dibantu dengan jurus contraflow, bahkan one way traffic. Pertanyaannya, kenapa jurus itu tak ampuh mengatasi kemacetan di ruas Japek," sambung dia.
Menurut pantuan YLKI, ada tiga penyebab Tol Cikampek hampir lumpuh. Pertama, kata Tulus, yakni lonjakan volume lalu lintas di ruas Jakarta-Cikampek yang menurut Jasa Marga mencapai hingga 159,8 persen.
Kedua, terdapat bottleneck seperti di tikungan Cikunir, jalan menikung dan ada titik temu dari ruas JORR dan tol dalam kota.
Ketiga, keberadaan rest area, khusususnya di KM 57. Energi pemudik lumayan terkuras, sudah mulai lelah, khususnya pemudik dari Sumatera.
"Saat memasuki rest area, kendaraan melambat apalagi kapasitas rest area yang terbatas," kata dia.
Contraflow dan one way, ucap Tulus, baru mulai terasa manfaatnya secara signfikan selepas Tol Cikampek Utama, dan memasuki ruas Cipali.
Baca: Jadwal Operasional Bank, Pelayanan SIM, hingga Kantor Pos saat Cuti Lebaran, Simak di Sini!
Namun, ucap dia, di banyak titik di ruas Tol Cipali juga mengalami kemacetan, terutama saat pemudik akan berpindah lajur untuk masuk ke one way.
Bahkan, menurut Tulus, pelambatan arus kendaraan masih terasa sampai ke KN 379, di area Batang, Jawa Tengah.
"Saran, sebaiknya ada petugas yang konsisten memandu saat pemudik ingin berpindah lajur untuk contraflow. Sebab, perpindahan ini juga berkontribusi terhadap pelambatan lalu lintas dan bahkan kemacetan," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dua Hari Mudik Lebaran, YLKI Sebut Tol Cikampek Nyaris Lumpuh "