News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Idul Fitri

Minta Maaf saat Lebaran, Haruskah Bertatap Muka atau Boleh Melalui Media Sosial? Simak Penjelasannya

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Simak penjelasan mengenai minta maaf saat lebaran. Apakah harus tatap muka atau boleh melalui media sosial?

Simak penjelasan mengenai minta maaf saat lebaran. Apakah harus tatap muka atau boleh melalui media sosial?

TRIBUNNEWS.COM – Hari Raya Idul Fitri tinggal menghitung hari.

Hari kemenangan sedang dinanti oleh seluruh umat Muslim di seluruh dunia.

Hari Raya Idul Fitri menjadi gerbang diri untuk menjadi pribadi yang kembali suci dan lebih baik.

Salah satu tradisi yang dilakukan menjelang maupun saat Lebaran adalah meminta maaf.

Meminta maaf dilakukan baik kepada keluarga, sanak saudara, tetangga, maupun teman-teman.

Baca: Membaca Alquran Melalui Aplikasi Ponsel Bagaimanakah Hukumnya? Simak Penjelasannya di Sini!

Baca: Makan dan Minum Setelah Imsak, Bagaimana Hukumnya? Simak Penjelasannya!

Biasanya, terdapat tradisi sungkeman kepada keluarga saat Lebaran.

Ada pula tradisi bermaaf-maafan dan berjabat tangan dengan para tetangga pada hari raya tersebut.

Bermaaf-maafan menjadi satu sarana untuk kembali mensucikan diri dari dosa dan siap menjadi pribadi yang baru setelah Ramadan.

Namun, bagaimana hukumnya meminta maaf saat Lebaran?

Apakah harus tatap muka, ataukah boleh melalui media sosial?

Dalam wawancara video Tanya Ustaz pada Youtube Channel Tribunnews.com, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Surakarta, Syamsul Bakri, mengungkapkan bahwa sebenarnya tradisi berjabat tangan sudah ada sejak era Yunani Kuno, abad ke-5 Sebelum Masehi.

Para sahabat juga sering melakukan jabat tangan di era Nabi.

Ketika bertemu, para Sahabat Nabi saling berjabat tangan, dan Nabi pun juga melakukan hal itu.

“Berjabat tangan pada konteks itu adalah bagaimana mempererat persaudaraan atau memberikan penghormatan,” tutur Syamsul.

Baca: Bolehkah Wanita Haid Datang Salat Ied Lebaran Idul Fitri? Berikut Penjelasannya

Namun, bagaimana hukumnya jika meminta maaf tidak langung bertatap muka?

Syamsul menjelaskan, minta maaf dapat dilakukan baik secara tatap muka maupun tidak.

Menurut Syamsul, esensi minta maaf terletak pada keikhlasan hati untuk meminta maaf dan keikhlasan untuk memberi maaf, baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Meminta maaf pada Hari Raya Idul Fitri dianggap lebih kepada tradisi.

Dalam Islam, kapan pun kita salah, kita boleh meminta maaf.

Seseorang dianjurkan untuk sesegera mungkin meminta maaf, tidak harus menunggu Hari Raya Idul Fitri.

Namun, karena Hari Raya Idul Fitri menjadi tradisi saling memaafkan di Indonesia, maka tradisi tersebut dianggap positif.

“Persoalan minta maaf apakah lebih baik langsung atau boleh melalui media sebenarnya tidak ada masalah secara prinsip. Intinya saling memaafkan itu adalah pada niat untuk meminta maaf dan niat ikhlas memberi maaf,” terang Syamsul.

Namun, Syamsul kembali menekankan, meminta maaf secara langsung lebih baik daripada melalui pesan teks, pesan instan, atau media sosial.

Pesan teks, pesan instan, atau media sosial dianggap tidak dapat membawa mimik wajah dan emosi peminta maaf maupun pemberi maaf.

Oleh karena itu, penghayatan akan saling memaafkan ini pun menjadi kurang terasa.

“Ini bukan soal prinsip, tetapi persaudaraan. Jika bertemu langsung, kita dapat berjabat tangan, berpelukan, mimik wajah pun tampak, kata-kata dapat didengar langsung. Hal itu akan lebih penuh dengan penghayatan,” kata Syamsul.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Surakarta tersebut juga mengibaratkan meminta maaf seperti perbandingan menonton artis di layar kac dengan bertemu langsung.

Meskipun intinya sama, menyaksikan artis secara langsung akan menciptakan penghayatan yang berbeda dibandingkan dengan hanya menyaksikan di televisi.

 “Jadi, tetap saya menganjurkan permintaan maaf itu lebih baik ketemu langsung ketimbang hanya lewat media sosial, kecuali memang karena jarak yang jauh atau ada udzur yang membuat mereka tidak bisa bertemu, maka tidak ada masalah,” ujar Syamsul.

(Tribunnews.com/Citra Anastasia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini