News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lebaran 2019

Bacaan Niat Puasa Syawal dan Penjelasan UAS Soal Lebih Utama Puasa Pengganti Atau Syawal

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut bacaan niat puasa syawal dan penjelasan Ustaz Abdul Somad (UAS) soal lebih utama mana melaksanakan puasa pengganti atau syawal.

Berikut bacaan niat puasa syawal dan penjelasan Ustaz Abdul Somad (UAS) soal lebih utama mana melaksanakan puasa pengganti atau syawal.

TRIBUNNEWS.COM - Setelah menjalankan puasa ramadan selama satu bulan penuh, biasanya umat Islam akan melaksanakan puasa syawal.

Puasa syawal biasanya dilaksanakan oleh umat Islam selama enam hari.

Hukum bagi umat Islam untuk menjalankan puasa syawal adalah sunah yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah).

Baca: Deretan Amalan yang Dianjurkan Dilakukan di Bulan Syawal 1440 H, Menikah Hingga Itikaf

Baca: Niat Puasa Syawal Terlengkap Arab, Latin, Terjemahan, Termasuk Tata Cara dan Keutamaannya

Seperti yang disebutkan dalam sabda Rasulullah yang berbunyi: "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun" (HR. Muslim).

Namun, selama menjalankan puasa ramadan sebulan penuh, banyak umat muslim terutama wanita batal puasanya karena suatu hal.

Wanita biasanya batal menjalankan puasa dikarenakan mengalami haid.

Jika seorang Muslim batal puasa selama di bulan ramadan, dia harus menggantinya dengan puasa ganti atau puasa qadha.

Baca: 4 Amalan yang Dianjurkan di Bulan Syawal 1440 H, Mengganti Itikaf hingga Menikah

Baca: Tata Cara Puasa 6 Hari di Bulan Syawal, Ganti Puasa Ramadhan Dahulu atau Langsung Puasa Syawal?

Lalu, lebih didahulukan mana puasa syawal atau puasa ganti?

Dikutip dari TribunStyle.com, Ustaz Abdul Somad atau biasa dipanggil UAS, menjelaskan tentang lebih diutamakan mana puasa syawal atau puasa ganti.

Menurut Ustaz Abdul Somad, puasa ganti atau puasa qadha merupakan ibadah yang harus diprioritaskan terlebih dahulu.

"Ibu-ibu yang kemarin punya hutang 7 hari, nanti selesai Ramadhan masuk bulan Syawal Qadha (puasa ganti) dulu 7 hari," jelasnya.

"Nanti setelah puasa 7 hari baru puasa 6 (Puasa Syawal," imbuhnya.

Meskipun begitu, kata UAS, orang yang sudah menjalankan puasa ganti diperbolehkan untuk tidak melaksanakan puasa syawal.

Baca: Ini Niat Puasa Syawal, Lengkap dengan Tata Cara, Ketentuan, dan Keutamaan

Baca: Yuk Puasa Syawal, Ibarat Puasa Sepanjang Tahun, Berikut Aturan Bagi yang Punya Utang Puasa Ramadan

Menurut UAS, orang yang sudah melaksanakan puasa ganti atau qadha, sudah mendapatkan pahala puasa syawal.

"Namun jika tidak bisa, ibu bisa puasa Qadha saja," ungkap UAS.

"Siapa yang puasa Qadha 6 hari di bulan Syawal, otomatis dapat pahala sunnah Syawal," imbuhnya.

Puasa Syawal

Dikutip dari Tribunnews.com, Dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Shidiq, M.Ag mengatakan bahwa puasa syawal dilakukan enam hari di bulan Syawal, yaitu hari kedua Syawal (sehari setelah hari raya Idul Fitri) dan seterusnya.

Puasa Syawal dimulai di hari kedua karena pada hari pertama Syawal merupakan Hari Raya Idul Fitri, maka diharamkan untuk berpuasa.

Akan lebih baik jika dilakukan secara berturut selama enam hari mulai hari kedua Syawal.

Namun, jika merasa kesulitan, maka diperbolehkan tidak berurutan, asalkan berpuasa sebanyak enam hari dan masih di bulan Syawal.

Baca: Puasa Syawal Pahalanya Setara dengan Puasa Selama Setahun, Ini Penjelasannya

Baca: Tak Hanya Puasa Selama 6 Hari, Ini Amalan-amalan Lain yang Juga Dapat Dilakukan di Bulan Syawal

Tanggal 1 bulan Syawal dimulai pada 6 Juni 2019 hingga 3 Juli 2019.

Maka bagi yang ingin menunaikan puasa sunnah Syawal selama enam hari, maka bisa melakukan puasa Syawal sejak hari Kamis (6/6/2019) hingga Rabu (3/7/2019).

Berikut ini niat untuk puasa sunnah di bulan Syawal :

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ."

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”

Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Syawal pada siang hari.

Berikut ini lafalnya :

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ."

Artinya, "Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT."

(Tribunnews.com/Whiesa/Irsan Yamananda/Renald)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini