Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan pihak yang tetap menginginkan penyelenggaran salat tarawih digelar di masjid saat pandemi virus corona atau Covid-19 ini.
Ia mengungkapkan, kondisi seperti sekarang bukanlah kondisi yang biasa, sehingga perlu dipikirkan matang dengan mempertimbangkan kepentingan yang lebih luas.
" Jangan semuanya disikapi seolah normal, karena kondisi saat ini darurat. Apa tidak melihat kenyataan betapa dahsyatnya wabah Corona ini, AS saja terbesar korban meninggal," kata Haedar dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/4/2020).
"Jangan menyepelekan wabah ini. Kalau Indonesia tidak sebesar AS dan negara lain jumlahnya, justru kita harus tetap waspada dan melakukan pencegahan," lanjut dia.
Ia mengatakan, anjuran dan imbauan agar tidak melakukan salat berjamaah dan tarawih di masjid selama ramadan, merupakan bentuk upaya pencegahan penyebaran virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China itu.
" Ini bukan soal takut atau berani hadapi wabah, tetapi soal ikhtiar yang dari segi agama maupun ilmu dibenarkan untuk usaha mencegah datangnya wabah agar tidak semakin luas," ungkap Haedar.
Terlebih, pilihan untuk meniadakan salat tarawih selama ramadan tak hanya terjadi di Indonesia namun dunia.
Ia menyebut, pilihan ibadah di rumah sudah berlaku di dunia Islam, masjidil Haram dan Masjid Nabawi saja meniadakan salat jumat dan tarawih.
"Kenapa begitu ngotot tarawih berjamaah harus di masjid dalam suasana saat wabah meluas? Lebih-lebih dalam darurat, mestinya umat Islam mau mengikuti mayoritas pandangan bahwa selama masa pandemi corona ibadah dilakukan di rumah dengan khusyuk dan berjamaah dengan anggota keluarga," jelas Haedar.
Haedar berharap, masyarakat dapat memahami situasi darutat Covid-19 dengan tidak menyepelekan dan melakukan tindakan pencegahan.
"Ingat bukan hanya diri orang perorang, wabah ini sudah massal dan menjadi pandemi. Mestinya dalam situasi darurat wabah yang mengglobal ini janganlah beragama dengan maunya sendiri-sendiri, ikutilah pendapat mayoritas yg dasarnya kuat dari Al-Quran dan As-Sunnah serta konteks situasi darurat umat manusia sedunia yang tengah dihadapi," harap dia.
--