TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT - KBRI Beirut menyalurkan bantuan sosial kepada Masyarakat Indonesia di Lebanon Minggu (26/4/2020).
Bantuan sosial tersebut diberikan kepada 160 WNI yang meliputi Mahasiswa Indonesia di Lebanon, Pekerja Migran, serta WNI yang menikah dengan WN setempat.
Menurut Duta Besar RI untuk Lebanon, Hajriyanto Y. Thohari, kelompok dimaksud merupakan kelompok yang paling rentan terdampak Pandemi Covid-19 di Lebanon, mengingat Pemerintah setempat melakukan pembatasan pergerakan yang berimbas pada pendapatan WNI yang mayoritas bekerja pada sektor jasa.
"Bantuan ini adalah bentuk perhatian Pemerintah Indonesia kepada Masyarakat Indonesia di Lebanon yang terdampak ekonomi akibat pandemi COVID-19," ungkap Hajriyanto saat melepas penyaluran bantuan sosial kepada WNI.
Bantuan Sosial yang disalurkan kali ini meliputi bantuan sembako berupa beras, minyak goreng, sarden, mi instan, dan produk pencegahan Covid-19 seperti masker, hand-sanitizer, sabun cuci tangan, dan multivitamin.
Bantuan sosial disalurkan secara langsung oleh KBRI Beirut bekerja sama dengan Mahasiswa Indonesia di Lebanon dan simpul-simpul WNI di setiap daerah.
“Kita akan terus memantau perkembangan situasi dan dampaknya bagi Masyarakat Indonesia di Lebanon khususnya selama masa pandemi ini. Sekiranya masih dibutuhkan, bantuan sosial akan kita teruskan hingga situasi membaik,’ tambahnya.
Sebelumnya pada tanggal 29 Maret 2020, KBRI Beirut juga telah memberikan sekitar 100 Paket Cegah Pandemi yang berisi masker, sabun cuci tangan, hand-sanitiser dan multivitamin kepada WNI di Lebanon.
Rangkaian kegiatan pemberian bantuan tersebut merupakan bagian dari langkah KBRI Beirut dalam upaya perlindungan WNI di Lebanon khususnya di tengah-tengah masa Pandemi COVID-19. Selain program ini, KBRI Beirut juga terus meningkatkan komunikasi dengan WNI di Lebanon melalui media sosial maupun Whatsapp Group serta memberikan imbauan kepada WNI untuk menaati imbauan pemerintah setempat dan menerapkan pola hidup bersih.
Sebagai informasi, jumlah seluruh WNI di Lebanon mencapai 1.447 orang 1.234 orang Pasukan Perdamaian di UNIFIL, 78 orang Mahasiswa Indonesia di berbagai universitas di Lebanon, dan 135 orang lainnya bekerja di sektor pemerintahan, organisasi internasional, sektor jasa, serta WNI yang menikah dg WNA beserta keluarga.
Sejak diumumkan kasus COVID-19 pertama di Lebanon pada tanggal 27 Februari 2020, jumlah total kasus wabah virus Corona di Lebanon telah mencapai 704 kasus dalam waktu 2 (dua) bulan.
24 orang diantaranya meninggal dunia, dan 143 orang lainnya telah sembuh. Kebijakan-kebijakan untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19 telah diterapkan oleh Pemerintah Lebanon yaitu antara lain pemberlakuan jam malam (curfew), penghentian penerbangan penumpang komersil internasional, dan meliburkan sekolah dan perguruan tinggi, serta menutup tempat umum serta pertokoan non-esensial.