Laporan wartawan Tribun Pekanbaru,Nasuha Nasution
TRIBUNNEWS.COM, DAEGU-Menjalani puasa bulan Ramadan tahun ini bagi keluarga Reisa,Warga Negara Indonesia (WNI) asal Riau sangat berbeda dari Ramadan sebelumnya.
Hal ini disebabkan Ramadan ditengah pandemi wabah covid-19 di Daegu Korea Selatan. Kerinduan terhadap Indonesia semakin berat ditengah wabah ini. Reisa bersama suaminya yang bekerja sebagai Dosen di satu universitas di Daegu tersebut sudah sembilan tahun menetap di Negara Ginseng tersebut.
Jika Ramadan biasanya mereka menikmati puasa dan buka bersama hingga tarawih bersama dengan komunitas umat muslim di Daegu.
Baca: Perahu Nabi Nuh Terhimpit Apartemen
Tahun ini, mereka menjalani Ramadan harus berdiam diri di rumah. Kota Daegu saat ini masih diberlakukan Lockdown sehingga belum ada aktivitas perkumpulansebagaimana biasanya.
Baca: Sering Disebut Punya Durasi Puasa Terlama, Ini Lama Puasa di Norwegia Sebenarnya
"Puasa disini sama kayak tahun sebelumnya. Bedanya tahun ini tidak ada tarawih di mesjid. Kegiatan keagamaan, budaya dan aktifitas berkumpul masih dilarang,"ujar Reisa kepada tribunpekanbaru.com Rabu (29/4/2020).
Reisa mengatakan pembatasan kegiatan di Korea masih diberlakukan hingga 5 Mei 2020 mendatang, sehingga tidak ada kegiatan di Mesjid. Itu juga belum bisa dipastikan karena bisa jadi ada perpanjangan tergantung kondisi covid-19.
"Kalau biasanya di Daegu itu ada lima mesjid tempat kami menjalankan ibadah selama Ramadan. Tahun ini,di rumah saja,"ujarnya.
Biasanya seperti tahun-tahun lalu, mereka menjalankan ibadah di mesjid Al-Amin Daegu. Setiap Ramadan ada acara buka puasa bersama, lanjut Maghrib berjamah, terus isya , dan ceramah sama tarawih bersama.
Untuk saat ini dari awal Ramadan, mereka hanya bisa menjalankan ibadah sendiri dengan keluarga, seperti biasa, sahur dan berbuka bareng dengan keluarga saja.
Baca: Ramadan di Kota Meguro Jepang: Mengobati Rindu, Suasana Indonesia
"Belum ada berbuka bersama dengan teman-teman sampai saat ini. Minimal sampai social distance di Daegu diangkat. Tapi teman-teman di kota Gumi, anak-anak Indonesia di kampusnya buka bersama dan sholat tarawih berjamaah,"jelas Reisa yang tinggal di kota dengan penyebaran covid-19 terparah di Korea tersebut.
Saat ini lanjut Reisa, kelas kuliah semuanya diberlakukan secara online sampai akhir semester (akhir bulan juni), sehingga aktivitas suaminya sebagai dosen juga biasanya cuma ke kampus kalau ada meeting saja (seminggu sekali).
Baca: Sering Disebut Punya Durasi Puasa Terlama, Ini Lama Puasa di Norwegia Sebenarnya
Saat ditanya bagaimana rasanya menjalani ibadah puasa saat pandemi di luar negeri jauh dari kampung halaman, bagi Reisa yang mereka rindukan hanya berkumpul bersama keluarga di Indonesia.
"Kalau masakan gak ada yang dikangenin. Lebih tepatnya kalau kangen, kangen suasana ramadhan sama lebaran di Indonesia. Maklum, kita sudah 9 tahun merantau,"ujar Reisa.
Baca: Dirumorkan Hengkang, Arthur Melo Tegaskan Kesetiaan Bersama Barcelona
"Makanya kangen di kampung saat Ramadhan,"ujarnya.
Reisa juga mengirimkan doa untuk kampung halamannya di Riau dan Indonesia umumnya agar pandemi wabah covid-19 ini segera berakhir.Bisa kembali ke tanah air.