News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Eksklusif Tribunnews

Seruan Para Tokoh Agama Didengar di Kampung Sawah

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang warga muslim bersama Tokoh masyarakat Kampung Sawah yang beragama Katolik, Jacob Napiundan saat melakukan aktivitas di lingkungan Gereja Katolik St Servatius Kampung Sawah, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/5/2020). Kampung Sawah Bekasi Jawa Barat, dikenal sebagai kampung yang memiliki tingkat toleransi yang tinggi. Pasalnya, kampung itu dihuni oleh masyarakat plural yang berbeda agama yaitu Islam, Katolik, dan Protestan. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Menjalankan ibadah puasa seperti di bulan Ramadan tahun sebelumnya tentu tak bisa dilakukan warga Kampung Sawah di tengah situasi Covid-19 sekarang ini. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kini resmi berlaku di wilayah Bekasi.

Kampung Sawah juga terimbas. Jalan Raya Kampung Sawah, saat dikunjungi tribun tampak sepi. Banyak warung tutup. Yang buka tak berani terang-terangan. Bukan saja karena ini bulan puasa, tapi karena kebijakan PSBB.

Baca: Menurut Anies, Pemprov DKI Lebih Dulu Salurkan Bansos Daripada Pemerintah Pusat

Warga sedianya beristirahat di rumah masing-masing, menindaklanjuti kebijakan pemerintah memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

Jacob menceritakan, sebelum ada Covid-19, di bulan Ramadan, mereka yang beragama Islam di Kampung Sawah tidak merasa perlu diperlakukan istimewa saat berpuasa.

Baca: Wasekjen Demokrat: Pernyataan Pak Jokowi Berbahaya

"Bahwa teman-teman muslim di sini tidak perlu mengatakan minta dihargai. Dari tahun ke tahun, waktu ke waktu kami sudah saling menghargai," Jacob salah seroang warga Kampung Sawah.

Pernyataan Jacob dibenarkan Ani, mantan Ketua Rukun Warga (RW) di Kampung Sawah.
Ani bercerita, toleransi antar umat beragama warga Kampung Sawah tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. "Tidak ada yang saling menjelekkan, atau saling memberi pengaruh yang tidak baik," kata Ani.

Ani mengatakan, warga Kampung Sawah selalu saling menghormati dan menghargai satu sama lain walaupun banyak perbedaan.

Saat Hari Raya, lanjut Ani bercerita, warga yang non muslim berkunjung, silaturahmi ke rumah mereka yang muslim. "Begitu juga sebaliknya. Masyarakat sudah terbina tentang hal itu di sini," ujar Ani.

Baca: Datang Berkunjung, Ibunya Beberkan Kondisi Roy Kiyoshi Selama 3 Hari Ditahan Polisi

Ani mengaku tak tahu menahu sejak kapan toleransi begitu kental menyelimuti kehidupan warga di Kampung Sawah. "Intinya kita ini penerus, toleransi itu sudah ada turun-temurun di Kampung Sawah ini," ujar Ani.

Ada beragam suku yang sudah turun-temurun hidup di Kampung Sawah. Namun, diungkap Ani di Kampung Sawah tidak ada satu dengan yang lain berkelompok sendiri-sendiri. Mereka mengedepankan persatuan.

Ani menceritakan, peran tokoh agama dalam menjaga pluralisme dan nilai toleransi di Kampung Sawah selama ini sangat penting. Tokoh agama menjadi kunci utama mempertahankan persatuan antar umat beragama yang ada di Kampung Sawah.

"Seruan atau suara para tokoh agama pasti akan lebih didengar dari pada unsur lainnya," kata Ani.

Baca: Rizal Ramli Beberkan Solusi Recovery Ekonomi Tanpa Nambah Utang

Baik kiai, ustaz, pastor, lurah, Ketua RT/RW, lanjut Ani, setiap ada kesempatan tak henti-hentinya menyuarakan dan menyerukan persaudaraan dan toleransi. Ani menegaskan, sejatinya warga Kampung Sawah memang bersaudara.

Tidak hanya melalui seruan dan suara saja, di Kampung Sawah, para tokoh agama turut menjadi role model penerapan toleransi dengan mengambil peran langsung dan nyata.

Para tokoh agama, kata Ani, biasanya bersilaturahmi satu dengan yang lain dalam berbagai kesempatan. "Para tokoh agama tidak hanya hadir dalam pertemuan-pertemuan yang sifatnya lintas agama, tetapi juga membawa atau mengajak pengikutnya," kata Ani.

Mayoritas warga asli Kampung Sawah berdarah Betawi. Betawi di Kampung Sawah berbeda dengan orang Betawi di Jakarta. "Betawi pinggiran dan di Jakarta bedanya itu di bahasa.

Baca: Bamsoet Ingin Kebijakan Izin Operasi Transportasi di Tengah Pandemi Covid-19 Dikaji Ulang

Kalau Betawi Jakarta ada ye atau bagaimana, kalau kita ya Betawi Kampung Sawah. Bahasanya pun bahasa Kampung Sawah," cerita Ani.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini