TRIBUNNEWS.COM - Bagi perempuan yang haid saat bulan Ramadhan, tidak diperbolehkan menjalankan puasa.
Dalam kitab fiqih Taqrib karangan Imam Abu Syuja’ menyebutkan jenis amalan yang dilarang bagi wanita haid, yakni shalat, puasa, membaca Al Quran, menyentuh dan membawa mushaf Al Quran, masuk masjid, thawaf, dan jimak.
Namun, perempuan yang haid juga bisa mendapatkan pahala di bulan Ramadhan, dengan melakukan sejumlah amalan.
Berikut amalan yang bisa dilakukan perempuan haid saat bulan Ramadhan, yang Tribunnews.com kutip dari zakat.or.id:
1. Menyiapkan Hidangan Berbuka
Perempuan yang haid saat Ramadhan, memiliki kesempatan untuk mencoba makanan dan minuman sebelum dihidangkan pada waktu berbuka puasa.
Saat Ramadhan, menghidangkan makanan dan minuman untuk berbuka puasa, memiliki nilai yang setara dengan orang yang berpuasa.
Seperti hadis yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi sebagai berikut,
Dari Zaid bin Khalid Al Juhani berkata: Rasulullah SAW bersabda: “ Barangsiapa yang memberi makan orang yang berbuka puasa, dia mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun” (HR At-Tirmidzi).
2. Mencari Ilmu
Mencari ilmu bisa menjadi amalan pilihan perempuan haid saat Ramadhan.
Adapun kegiatan untuk mencari ilmu bisa dengan membaca buku dan kitab, maupun datang ke majelis ilmu seperti sekolah atau kuliah.
Baca: HNW: Kemenag, Harus Komitmen Soal Relaksasi Masjid dan Rumah Ibadah
Baca: Muhammadiyah Rilis Tuntunan Sholat Ied di Rumah, Ini Penjelasan Hukumnya, Bukan Ibadah Baru
Baca: Quraish Shihab: Islam Tidak Memaksakan Umatnya untuk Melaksanakan Ibadah di Tengah Wabah
Imam Muslim mencatat hadits tentang keutamaan orang yang sedang mencari ilmu,
“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah SWT menunjukkan jalan menuju Surga Baginya”. (HR Muslim)
3. Memperbanyak Zikir
Zikir merupakan amal ibadah yang dianjurkan kepada siapapun dan kapanpun tanpa ada batasannya.
Perempuan yang sedang haid bisa mengucapkan berbagai kalimah thayyibah seperti tasbih, tahmid, takbir, tahlil dan lainnya.
Serta, tetap bisa mengikuti majelis-majelis zikir dan selawat seperti istighasah dan lainnya.
4. Memaksimalkan Berdoa
Bulan Ramadhan menawarkan banyak pahala dan ampunan, seperti adanya malam Lailatul Qadar di 10 hari terakhir.
Meski perempuan haid tidak bisa melakukan Itikaf, melalui berdoa juga bisa mendekatkan diri dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Baca: Ibadah Puasa Tak Surutkan Niat Mario Jardel untuk Jalankan Program Latihan Persib Pada Siang Hari
Baca: Ada yang Usul Relaksasi Pelaksanaan Ibadah, Bisakah Salat Idul Fitri Berjamaah Tahun Ini Digelar?
Baca: Doni: Bila Masih Masih Ada Ancaman Covid Ibadah Salat Id Berjamaah di Masjid Tidak Dilakukan
Sayyidah Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasul, andaikan aku bertemu lailatul qadar, doa apa yang bagus dibaca? Rasul menjawab:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Allâhumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî,’ (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai orang yang minta ampunan. Karenanya ampunilah aku).” (HR Ibnu Majah).
5. Memperbanyak Kegiatan Sosial
Melakukan kegiatan sosial juga bisa meningkatkan pahala dan mendapatkan keberkahan Ramadhan.
Bagi perempuan haid, bisa mengajar anak-anak kurang mampu, memberikan santunan kepada anak-anak yatim, bersih-bersih lingkungan, dan kegiatan sosial lainnya.
Selain mendekatkan diri kepada Allah SWT, amalan ini juga mempererat tali silaturahmi.
6. Memperbanyak Sedekah
Memperbanyak sedekah, bisa dengan memberikan santunan kepada fakir miskin, anak yatim hingga hanya menebar senyuman kebaikan.
Yang utama dalam mengerjakan amalan saat Ramadhan adalah keikhlasan dan keistiqamahannya.
Dalam hal bersedekah, Rasulullah SAW juga menyerukan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
“Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyaklah istighfar. Karena, aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni Neraka.” (HR Muslim).
Perempuan Haid Tak Wajib Puasa
Pendiri Pusat Studi Alquran, Quraish Shihab menyampaikan, perempuan haid, nifas, dan ibu hamil, tidak wajib menjalankan puasa di bulan Ramadhan.
Ia menyebut, orang dewasa atau orang yang mampu berpuasa, wajib untuk menjalankan puasa.
Orang yang berhalangan berpuasa contohnya adalah orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.
"Puasa wajib bagi muslim yang dewasa, baliq, dan mampu serta tidak ada halangan baginya untuk berpuasa."
"Halangan itu bisa jadi karena kondisi kesehatannya, bisa jadi juga kondisi tertentu yang dialaminya, yang berkaitan dengan perjalanan hidupnya," ujar Quraish Shihab, dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Jumat (1/5/2020).
Baca: Persiapan Ibadah Haji Tahun Ini Dihentikan, Kemenag Siapkan Dua Skenario
Baca: Ace Usul Skenario Penyelenggaraan Ibadah Haji dengan Pembatasan Kuota Dirapatkan Khusus
Baca: Menag Fachrul Razi Wacanakan Pelonggaran Rumah Ibadah Saat PSBB
Sementara perempuan yang haid dan nifas, tidak boleh menjalankan puasa Ramadhan.
Sedangkan, bagi orang yang hamil, boleh berpuasa apabila mampu.
"Perempuan yang haid tidak wajib puasa. Yang nifas tidak wajib puasa."
"Yang hamil, kalau dia mampu maka dia wajib puasa."
"Tapi kalau dia khawatir menyangkut kesehatannya atau anaknya saja, atau kedua-duanya, maka dia boleh tidak berpuasa," jelasnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti)