TRIBUNNEWS.COM - Malam Lailatul Qadar disebut turun pada 10 malam terakhir pada bulan Ramadhan.
Malam Lailatul Qadar disebutkan dalam Al Quran, menjadi malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Quraish Shihab dalam buku Wawasan Al Quran menegaskan, Lailatul Qadar merupakan malam yang mulia.
Apabila dapat diraih, maka ia akan menetapkan masa depan umat manusia.
Pada malam Lailatul Qadar, para malaikat turun ke bumi membawa ketenangan dan kedamaian.
Baca: 6 Amalan Wanita Haid Saat Bulan Ramadhan, Menyiapkan Makanan Buka Puasa hingga Sedekah
Baca: Doa dan Amalan Sunnah untuk Meraih Kemuliaan Malam Lailatul Qadar
Berikut amalan yang dianjurkan pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, yang Tribunnews.com kutip dari zakat.or.id, menurut Syekh Zainuddin Al-Malibari:
1. Memperbanyak Sedekah
Dalam 10 hari terakhir Ramadhan, sedekah merupakan amalan yang utama.
Keutamaan ini tidak hanya didapatkan oleh orang yang bersedekah, tapi dinikmati juga oleh orang yang menerimanya.
Hal ini menggambarkan, sedekah tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tapi juga mendekatkan hubungan baik kepada sesama.
Baca: Beri Makanan Orang yang Berpuasa Jadi Sedekah Paling Dianjurkan saat Ramadhan
Baca: Keistimewaan Sedekah di Bulan Ramadan: Amalan yang Ringan Dilakukan tapi Pahalanya Besar
Maka tak heran jika di hari-hari itu, setiap orang berlomba-lomba untuk menghidangkan makanan dan minuman untuk sahur dan berbuka puasa.
Selain itu, memberikan santunan kepada anak yatim piatu dan memberikan sedekah untuk kegiatan keagamaan lainnya.
2. Memperbanyak Membaca Al Quran
Membaca Al Quran menurut Rasulullah SAW sebagai upaya untuk berbincang dan berkomunikasi kepada Allah SWT.
Membaca Al Quran juga akan mendapatkan berbagai keistimewaan seperti berikut ini:
- Hidup lebih bahagia
- Selamat dari hisab di hari mahsyar
- Mendapat naungan (rahmat) Allah di hari pembalasan
- Mendapatkan petunjuk sehingga tidak akan tersesat
3. Memperbanyak Itikaf
Itikaf artinya berdiam diri dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Menurut berbagai riwayat hadis, Rasulullah SAW selalu rutin beritikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Bahkan sebelum wafatnya, Rasulullah beritikaf selama 20 hari seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah.
Pelaksanaan Itikaf ini, tidak bisa dipisahkan dari momentum pencarian Lailatul Qadar.
Baca: Bagaimana Hukum Itikaf di Masjid saat Pandemi Corona? Begini Anjuran dari Ustaz
Baca: Bagaimana Hukum Itikaf di Rumah bagi Laki-laki? Simak Ketentuan yang Harus Dipenuhi
Sesuai dengan tujuan Itikaf untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka orang beritikaf harus mengisinya dengan amal ibadah.
Amalan seperti shalat sunah, membaca Al Quran, bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir, istighfar, selawat Nabi, serta memperbanyak doa, dan tafakkur, harus menjadi pelengkap Itikaf.
Selain itu, dapat mempelajari tafsir, hadis, dan ilmu-ilmu agama Islam lainnya, serta menghindari segala hal yang tidak ada manfaatnya.
Senada dengan penjelasan di atas, Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Hj Ari Hikmawati juga menyebut, Rasulullah SAW menganjurkan untuk melakukan amalan sedekah, salat malam, dan berselawat.
"Kita juga harus banyak salawat, banyak sedekah, salat pada malam Lailatul Qadar, artinya pada malam 10 hari terakhir," ujarnya, dikutip dari YouTube Tribunnews.com.
Baca: Komite III DPD RI Minta Pemerintah Segera Tetapkan Status Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun Ini
Baca: HNW: Kemenag, Harus Komitmen Soal Relaksasi Masjid dan Rumah Ibadah
Ia menambahkan, pada 20 hari awal di bulan Ramadhan, menjadi cara bagi orang berpuasa untuk membersihkan dirinya.
Selanjutnya, umat Islam bisa berusaha untuk mendapat malam Lailatul Qadar di 10 malam terakhir Ramadhan.
"Lailatul Qadar akan diterima bagi mereka yang sudah punya hati yang bersih."
"20 hari pertama puasa adalah upaya kita untuk membersihkan hati."
"Jadi 10 hari terakhir, kita berharap bisa mendapat malam Lailatul Qadar."
"Perbanyak lah berdoa, bersedekah, salat malam, terutama beritikaf di masjid," jelasnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti)