News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2020

Ramadan di Masjid Cut Meutia Saat Wabah Covid-19, Kajian Online Hingga Ramadan Jazz Festival Ditunda

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raisa tampil memukau pada pagelaran Ramadan Jazz Festival yang berlangsung di pelataran Masjid Cut Meutia, Jakarta Pusat, Jumat (26/6/2015) malam. WARTA KOTA/NUR ICHSAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Masjid Cut Meutia di kawana Gondangdia, Jakarta Pusat, biasanya akan terlihat ramai saat Ramadan.

Biasanya masyarakat yang hobi kulineran, akan bahagia berada di dekat Masjid Cut Meutia.

Di sana banyak pedagang yang berjualan makanan. Termasuk saat ramadan.

Mencari takjil jelang berbuka puasa di area Gondangdia pun menjadi keseruan tersendiri.

Berjejer makanan yang dijajakan. Dari gorengan hingga kolak pisang. Bahkan tahun kemarin, suasana di
Gondangdia makin ramai.

Terutama karena adanya Ramadan Jazz Festival 2019. Yang biasanya digelar di halaman Masjid Cut Meutia, Jakarta pada akhir pekan.

Tahun lalu saja Ramadan Jazz Festival dimeriahkan oleh musisi Andre Hehanusa.

Karena adanya pandemi corona atau covid-19, sementara ini kegiatan offline selama ramadan ditunda sampai tahun depan.

"Tahun ini terpaksa kita tunda. Kita alihkan tahun depan seperti Ramadan Jazz," tutur Husein.

Baca: Cerita di Balik Kiblat Miring 15 Derajat Masjid Cut Meutia

Baca: Tepat 40 Hari Kepergian Glenn Fredly, Mutia Ayu Tuliskan Tentang Cinta Abadi

Kegiatan seperti kajian pun disiarkan melalui sosial media. Untuk zakat Masjid Cut Meutia menyediakan
layanan drive thru atau layanan tanpa turun bagi jamaah yang ingin membayar zakat fitrah.

"Gambarannya masik pintu gerbang utama, mobil atau motor masuk nanti ditanya keperluan apa membayar zakat, nanti ada jalurnya.

Sampai ke depan aula mobil atau motor berhenti nanti ada petugas yang nyamperin mau bayar zakat fitrah, mal, infaq, apa sodakoh. Nanti tetap ada pengecean suhu, pakai
masker dan hand sanitizer," kata Husein.

Suasana Masjid Cut Meutia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/5/2020). Bangunan Masjid Cut Meutia ini merupakan salah satu peninggalan sejarah dari zaman penjajahan kolonial Belanda. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Menurut Husein, langkah itu dilakukan demi menjalankan imbauan dan kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah guna mengurangi penyebaran virus Covid1-9.

Karena itu, beberapa program Ramadan mengalami perubahan, termasuk menyediakan kajian secaradaring serta skema pembayaran zakat fitrah.

Dengan adanya konsep baru ini, pihak Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) berharap umat muslim tetap bisa membayar zakat fitrah tanpa perlu merasa
takut atau khawatir.

Suasana Masjid Cut Meutia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/5/2020). Bangunan Masjid Cut Meutia ini merupakan salah satu peninggalan sejarah dari zaman penjajahan kolonial Belanda. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Kiblat Miring
Masjid ini sebelumnya adalah kantor arsitek pada zaman Hindia Belanda, NV De Bouwploeg, dipimpin oleh Pieter Andriaan Jacobus (PAJ) Moojen.

Pemegang proyek pengembangan dan pembangunan kawasan Menteng, dinamakan Nieuw
Gondangdia.

Awal dibentuk bangunan bukan diperuntukan sebagai tempat ibadah.

Ketika masuk ke dalam masjid, dari area salat, arah kiblatnya tidak sama dengan arah bangunan.

Kiblatnya miring 15 derajat ke kanan. Tempat mimbar ceramah terpisah dengan bilik tempat imam memimpin salat.

"Kiblat kita pun miring tidak lurus karena di awalnya bukan dibangun untuk masjid karena untuk kantor,"
kata Ketua Remaja Islam Masjid Cut Meutia (Ricma) Muhammad Husein kepada Tribun Network,Minggu (17/5/2020).

Husein menceritakan, sebelumnya di bagian tengah bangunan terdapat tangga besar, kemudian
dihilangkan karena dianggap terlalu memakan tempat dan mengganggu area ibadah salat.

Suasana Masjid Cut Meutia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/5/2020). Bangunan Masjid Cut Meutia ini merupakan salah satu peninggalan sejarah dari zaman penjajahan kolonial Belanda. Tribunnews/Irwan Rismawan
Suasana Masjid Cut Meutia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/5/2020). Bangunan Masjid Cut Meutia ini merupakan salah satu peninggalan sejarah dari zaman penjajahan kolonial Belanda. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)
Tangga untuk akses ke lantai dua pun dipindahkan ke area depan masjid.

"Sekarang tangganya di pindah ke depan, dulu di tengah ruangan. Tapi tangga di depan tidak mengubah
'gaya' tangga-tangga zaman dulu," imbuh Husein.

Sisa bagian tangga yang terhubung ke tangga bercabang menuju lantai atas berada tepat di atas
mimbar ceramah, pada bagian dindingnya dihiasi tulisan kaligrafi indah.

Dilihat dari luar, Masjid Cut Meutia tidak terlihat sebagai masjid. Justru dari balkonnya beserta
jendelanya, memperlihatkan bangunan bergaya arsitektur Eropa, Art Nouveau, yang sedang tren di era
1880-an hingga 1920-an.

"Karena masuk sebagai cagar budaya, bangunan Masjid Cut Meutia tidak boleh ada yang diubah bentuk bangunan," tutur Husein.
(denis/tribunnetwork/cep)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini