News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lebaran 2020

Contoh Naskah Khutbah Idul Fitri di Rumah: Kembali Kepada Fitrah

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaksanaan shalat Id di rumah ini sama seperti tata cara shalat Id bila dikerjakan di lapangan atau masjid. Berikut contoh naskah khutbah idul fitri.

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah akan melakukan sidang isbat pada Jumat (22/5/2020) untuk menentukan Idul Fitri 1 Syawal Hijriah.

Di sisi lain, Muhammadiyah telah menentukan 1 Syawal 1441 H jatuh pada Minggu (24/5/2020) dan pelaksanaan Shalat Id pun dilakukan di hari Minggu tersebut.

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia telah mengimbau masyarakat untuk melaksanakan shalat Idul Fitri di rumah saja.

Pelaksanaan shalat Idul Fitri di rumah saja ini diharapkan dapat memutus mata rantai penyebaran virus corona, mengingat penyebaran virus corona masih terjadi dan belum bisa diatasi.

Pelaksanaan shalat Id di rumah ini sama seperti tata cara shalat Id bila dikerjakan di lapangan atau masjid.

Namun jika jumlah jamaah kurang dari empat orang, maka shalat Idul Fitri boleh dilakukan berjamaah tanpa khutbah.

Selain itu, apabila dalam pelaksanaan shalat Id di rumah tidak ada yang berkemampuan untuk khutbah, maka boleh dilakukan tanpa khutbah.

Namun, bagi Anda yang ingin tetap berkhutbah saat shalat Id di rumah, berikut contoh naskah khutbah Idul Fitri.

Baca: Panduan Shalat Idul Fitri di Rumah Lengkap, Berikut Tata Cara hingga Niat Berdasar Fatwa MUI

Baca: 35 Ucapan Bergambar Selamat Idul Fitri 1441 H/ Lebaran 2020 untuk Update Status WA, FB, dan IG

Baca: Contoh Naskah Khutbah Idul Fitri 2020 di Rumah Aja: Virus Corona Berakhir di Akhir Ramadhan

Tema : Kembali Kepada Fitrah

Oleh: Misbachul Munir, Lc., Staf Pengajar di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta

Khutbah Idul Fitri Kembali ke Fitrah

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah...
Syukur alhamdulillah, di tengah kesibukan sedemikian rupa ini, masih tersedia bagi kita sedetik dua detik untuk kembali mengingat diri kita masing-masing kepada Allah SWT.

Syukur alhamdulillah, kita masih senantiasa mendapat petunjuk untuk melakukan tafakur, membaca serta memahami akan apa yang terjadi di balik batas pandang kita, agar kiranya sinar keimanan selalu memancar dan menyinari jiwa, untuk kemudian kita pantulkan terhadap lingkungan serta alam sekitar.

Semoga salam perdamaian tetap terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw, kepada keluarganya dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari kegelapan dan kesesatan menuju sinar terang keimanan, jalan yang lurus, arah yang benar yang akan menghantarkan kita mraihkebahagiaan dunia dan akhirat.

Marilah pada pagi hari ini, kita tingkatkan rasa ketaqwaan kita kepada Allah SWT. seraya bersyukur kepada-Nya bahwa sampai saat ini kita masih diberi kesehatan dan kesempatan sehingga bisa menunaikan ibadah sholat Idul Fitri yang diberkahi oleh Allah ini.

Allâhu Akbar Allâhu Akbar Walillâhilhamd
Jamaah yang dirahmati Allah...

Setiap dosa dan kemaksiatan yang kita lakukan digambarkan seperti noda hitam yang menetes di jiwa kita. Semakin banyak kemaksiatan yang kita lakukan, semakin banyak noda hitam yang menetes di jiwa kita:

Sahabat Hudzaifah mengatakan: Sesungguhnya, ketika seseorang melakukan perbuatan dosa maka akan menetes noda hitam pada hatinya. Maka, setiap kali ia melakukan perbuatan dosa, noda hitam itu akan menetes kembali di hatinya. Begitu seterusnya....

Imam Ali bin Abi Thalib menambahkan: Iman itu bagaikan tinta putih di hati seseorang. Setiap bertambah keimanannya maka akan bertambah tetesan tinta putih itu sehingga menyelimuti seluruh hatinya.

Sedang kemunafikan [perbuatan dosa] laksana tetesan noda hitam di dalam hati. Setiap kali bertambah kemunafikan [perbuatan dosa]nya maka akan bertambah tetesan noda hitamnya sehingga kehitaman itu akan menyelimuti seluruh hatinya.

Hadirin jamaah sholat Ied yang dirahmati Allah...

Allah berikan kita kesempatan di Ramadhan kemarin tiada lain adalah untuk membersihkan noda-noda itu.

Allah berikan ruang dan kesempatan seluas-luasnya untuk mensucikan jiwa dengan melakukan amal-amal sholeh yang utama yang dilakukan di bulan Ramadhan seperti: Puasa itu sendiri, Membaca al Qur’an, Bersedekah, Sholat tarawih, I’tikaf, Zakat dan amal sholeh lainnya.

Allah ingin agar noda-noda hitam yang menempel di hati/jiwa manusia itu dicuci, disikat habis, digosok dengan amal-amal shaleh.

Allah ingin agar jiwa manusia tersebut dihiasi dengan kebaikan, amal shaleh, akhlak yang mulia, ketaatan dan ketaqwaan. Inilah hakekat dari ‘Iedul Fithri ‘kembali kepada fitrah’.

Sekeluarnya kita dari madrasah syahriyah di bulan suci ini, diharapkan kita bisa mengembalikan fitrah kita yang asli yang berasal dari Allah SWT; mensucikan dan membersihkan ruh yang ditiupkan Allah dalam diri kita.

Allah berikan ruh dalam keadaan suci dan bersih, sudah barang tentu Allah ingin kembali dalam keadaan suci dan bersih. Allah hanya akan menerima jiwa-jiwa yang suci dan bersih.

FirmanNya: “Hai jiwa yang tenang…kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai….masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku ” (QS al-Fajr 89: 27-30)

Dengan menjadi fitri kembali, syawwal yang berarti peningkatan benar-benar akan menjadi bulan peningkatan kwalitas diri menjadi lebih baik. Setelah Ramadhan inilah, kita akan dimintai bukti dari keseriusan kita dalam menjalani ibadah puasa Ramadhan kemarin.

Akhirnya marilah kita akhiri ibadah shalat Id kita ini dengan berdoa, memohon kepada Allah untuk kebaikan kita, keluarga kita, saudara kita, tetangga kita dan seluruh kaum muslimin :

Khutbah Idul Fitri Kembali ke Fitrah

Lihat Versi PDF

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini