Untuk itu, manusia harus meneladani Nabi Muhammad SAW yang tercermin dalam al-Qur’an.
Manusia harus senantiasa melakukan proses evolusi (becoming, menjadi, dalam filsafat Islam: insan) menuju Tuhan.
Hanya dengan menjadi insan, manusia bisa memaksimalkan perannya sebagai hamba Allah Yang Maha Pengasih (‘ibadurrahman)
Allah akbar 3X Walillahi al hamdu
Jama’ah shalat Idul Fitri yang berbahagia
Bangsa kita dan seluruh dunia masih sedang mengalami ujian kemanusiaan. Pandemi Covid-19 kita lalui di bulan Ramadhan sampai lebaran ini.
Total korban di seluruh dunia sudah jutaan orang dan di Indonesia sudah puluhan ribu mayat.
Banyak pekerja yang kehilangan pekerjaaan karena harus menghentikan produksi, bahkan para pekerja informal yang jumlahnya sekitar 55,72 persen dari seluruh angkatan kerja Indonesia banyak yang tak bisa lagi bekerja karena sarana umum banyak yang terhenti.
Inilaha saatnya kita mengaktifkan fitrah dalam diri kita untuk peduli kepada sesama.
Dalam kontek saling peduli maka sebagai umat Islam perlu merevitalisasi kandungan hadits Rasulullah SAW.
Kandungan ajakan memuliakan tetangga diimplementasikan menjadi sebuah gerakan nyata. Yaitu “Peduli Tetangga”.
Bahwa di antara kita meningkatkan hubungan ketetanggaan yang solid dan kokoh. Bangunan solidaritas dan kohesivitas menjadi nyata dalam gerakan saling melindungi agar tidak tertular pandemi.
Karenya kita harus menjaga jarak fisik dan mengikuti protocol kesehatan. Pada saat yang bersamaan kita saling menjaga dan saling memenuhi kebutuhan keseharahian pada kondisi ekonomi penuh keterbatasan.
Jangan sampai diri kita tidak tahu jika ada tetangga yang kelaparang karena kemiskinan saat pelaksanaan “Pembatasan Sosial Bersekala Besar” (PSBB).