"Sebenernya ini keberagaman tujuannya. Kita tau banyak sodara kita, Tionghoa yang baru masuk islam dan ingin masuk islam sehingga jadi mualaf," tuturnya.
"Biasanya mereka orang Tionghoa ngerti bahasa Tionghoa, tapi gak ngerti bahasa Arab. Sehingga mereka bisa baca pengertiannya itu diatas dalam bahasa Tionghoanya ini. Jadi saya ingin keberagaman ini terjadi pada sodara kita yang Tionghoa," kata Jusuf.
"Saya mau sebarkan syiar ke teman-teman keturunan Tionghoa, siapa tau mereka dapat hidayah," imbuhnya.
Masjid ini, kata Jusuf dibangun di atas tanah seluas 1000 meter persegi dengan luas bangunan utama masjid sekitar 300 meter persegi.
Pada sisi kanan kiri masjid, ada beberapa fasilitas lain yang disediakan untuk masyarakat. Diantaranya adalah pojok halal, atau warung UMKM yang menjual makanan dan minuman.
Ada pula balai rakyat pada lantai atas sisi kiri masjid yang bisa dipergunakan oleh masyarakat secara gratis.
"Misalnya untuk acara akad nikah, sunatan, pengajian, silahkan. Untuk umat beragama lain juga boleh pake, bukan islam boleh pake asalkan dijaga. Jangan pakai musik hingar bingar, dan kalau ada ritual umat islam pas lagi jam solat, jangan berisik. Terus juga makanan dan minumannya harus terjamin halal, supaya kita bisa saling menghormati," imbuhnya.
Sementara di bagian bawah balai rakyat, merupakan tempat wudhu sekaligus toilet.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Babah Alun Desari ini, juga menjadi salah satu destinasi wisata religi di Jakarta Selatan yang bisa dikunjungi.
Tepatnya berada di Jalan Mandala II Bawah No.100, RT.4/RW.2, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.
Meskipun letaknya dipinggir jalan tol, masjid ini bisa juga kok dikunjungi dengan menggunakan sepeda motor melalui akses Jalan Intan Ujung.
Supaya lebih mudah, Anda juga bisa menggunakan google maps dalam mencari lokasi Masjid Babah Alun Desari.