TRIBUNNEWS.COM - Menstruasi atau haid adalah siklus bulanan yang rutin dialami kaum hawa. Saat mendapatkan tamu bulanan Islam mengajarkan perempuan tidak diwajibkan puasa tapi harus menggantinya di hari lain.
Berikut beberapa orang yang diberi keringanan dan boleh tidak berpuasa menurut Tuntunan Ibadah pada Bulan Ramadhan milik Muhammadiyah yang terbit pada 2011:
1. Orang yang diwajibkan berpuasa Ramadhan adalah semua muslimin dan muslimat yang mukallaf.
2. Orang yang tidak diwajibkan berpuasa Ramadhan, dan wajib mengganti puasanya di luar bulan Ramadhan adalah perempuan yang mengalami haid dan nifas di bulan Ramadhan.
Para ulama telah sepakat hukum nifas dalam hal puasa sama dengan haid.
Ini berdasarkan Hadits Nabi Muhammad saw:
اَ إِيذ َ سْيَلَ أَمَّلَسَ هِي و ْيَلَ عُ اللهَّلَ اللهِي ص ُلْوُسَ رَالَ ق . [رواهَلَا بَنْلُ قْمُصَ تْمَلَ وِّلَصُ تْمَ لْتَاضَ ح البخاري].
Artinya: "Rasulullah saw bersabda: Bukankah wanita itu jika sedang haidl, tidak shalat dan tidak berpuasa? Mereka menjawab: Ya." (HR. Al Bukhari)
Baca juga: Cara Mengatasi Nyeri Haid, Jangan Sampai Dehidrasi dan Perlu Hindari Jenis Makanan Ini
Baca juga: Ustaz, Sah atau Tidak Puasanya Kalau Tak Sahur dan Lupa Baca Niat?
Secara medis, menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi diakibatkan siklus bulanan alami pada tubuh wanita.
Siklus ini merupakan proses organ reproduksi wanita untuk bersiap jika terjadi kehamilan.
Persiapan ini ditandai dengan penebalan dinding rahim (endometrium) yang berisi pembuluh darah. Jika tidak terjadi kehamilan, endometrium akan mengalami peluruhan dan keluar bersama darah melalui vagina.
Namun, beberapa orang memilih untuk mengonsumsi obat penunda haid agar bisa berpuasa secara penuh dan memaksimalkan ibadah di bulan yang penuh berkah ini.
Lantas, bagaimana jika ada yang berusaha menunda takdir ini? Meminum obat agar haidnya tertunda demi bisa menjalani puasa selama sebulan Ramadan?
Ustaz Tajul Muluk, Muballigh Pakar Fiqh memberikan penjelasan terkait Hukum wanita memakai obat penunda haid saat puasa ramadan.
Menurutnya, haid bentuk kasih sayang Allah pada kaum hawa untuk beristirahat.
Namun, tak disalahkan pula jika ada perempuan yang termotivasi mengambil keberkahan di bulan ramadan lalu menunda haid dengan meminum obat.
"Beberapa pendapat ulama ada yng bilang oleh saja meminum obat dengan catatan obat itu tidak membahayakan kesehatan, harus tanya ke ahlinya," kata Ustaz Tajul Muluk seperti dikutip dari video Tribunnews.com.
Prinsip tidak mermbahayakan ditekankan Tajul.
Meminum obat itu tidak memutuskan kehidupan yaitu merusak rahimnya.
"Pastikan ke ahlinya. Menjaga kehidupan kita sebagai prioritas ibdu nafas lebih diutaman daripada menunda haid," tegasnya.
Ia juga mengingatkan perempuan yang sudah bersuami harus bermusyawarah karena terkait rahim sebagai sumber reproduksi untuk memperoleh keturunan.
"Ini terkait dengan hak suami mendapatkan keturunan. Jadi izin dulu, bermusyawarah dengan suami," sarannya.
Senada, dilansir dari laman resmi Lembaga Fatwa Mesir, Dr Ali Jumah Muhammad mengatakan, wanita boleh mengonsumsi obat penunda haid dan puasanya tetap sah.
"Tak ada larangan bagi wanita yang ingin mengonsumsi obat penunda haid. Puasanya pun tetap sah," kata Dr Ali Jumah.
Hal ini dibolehkan karena tidak ada dalil khusus dari Al Quran, hadis, ijtimak, maupun qiyas yang melarang menelan pil itu.
Syaratnya, ia harus mendapat kepastian dari dokter bahwa tak ada dampak kesehatan yang diakibatkan oleh obat itu.
Jika penggunaan obat tersebut memiliki dampak bahaya bagi kesehatannya, maka haram hukumnya untuk mengonsumsi obat itu.
Hal itu didasari atas hadis Rasulullah SAW:
"Tak boleh ada mudharat dan sesuatu yang memudharatkan."
Dalam kondisi mudharat seperti itu, menelan pil hukumnya menjadi haram. Sementara menjaga kesehatan merupakan tujuan dari hukum Islam.
Jika Haid, Lakukan Amalan Ini sebagai Pengganti Puasa
Meski harus merelakan beberapa hari tidak berpuasa, bukan berarti wanita berhalangan tidak bisa menunaikan amalan pada saat Ramadhan.
Di bulan suci penuh ampunan ini, ada banyak amalan yang bisa dilakukan oleh wanita yang tengah dalam kondisi haid.
Tak hanya berdiam saja, amalan berikut ini bisa dilakukan oleh wanita haid saat Ramadhan.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan wanita haid di bulan suci ini, tak cuma dengan puasa tetapi tetap bisa menambah pahala.
1. Menyiapkan makanan untuk buka puasa
Bagi wanita yang sedang haid dan tidak berpuasa, mereka bisa mencoba hidangan sebelum disuguhkan kepada yang berpuasa.
Hal semacam ini biasa dilakukan di dalam keluarga maupun kegiatan masyarakat lainnya.
Ternyata, menghidangkan makanan untuk berbuka sama nilainya dengan orang yang berpuasa.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh At-Tirmidzi:
Dari Zaid bin Khalid Al Juhani Berkata: Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang memberi makan orang yang berbuka puasa, dia mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun." (HR. At-Tirmidzi).
2. Menambah ilmu
Memperbanyak pengetahuan agama atau yang lainnya bisa menjadi pilihan lain bagi wanita yang tidak berpuasa.
Ini bisa dilakukan dengan membaca buku, kitab, datang ke sebuah pertemuan, mengakses pelajaran via daring, sekolah, hingga kuliah.
Mencari ilmu sejatinya tidak melihat batasan usia, waktu, maupun jenis ilmunya, tetapi hendaknya juga memperdalam ilmu agama.
"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah SWT menunjukkan jalan menuju surga baginya." (HR.Muslim).
3. Berdzikir
Saat menghabiskan waktu dengan tidak berpuasa, wanita haid bisa menggantinya dengan memperbanyak dzikir.
Bisa dilakukan dengan mengucapkan berbagai kalimah thayyibah seperti tasbih, tahmid, takbir, tahlil, dan lainnya.
4. Perbanyak Doa
Bukan rahasia lagi, jika di bulan Ramadan menjadi kesempatan yang baik untuk berdoa kepada yang kuasa.
Tidak berpuasa dan tidak bisa itikaf, bukan berarti tidak bisa berdoa.
Wanita haid bisa selalu berdoa, mendekatkan diri, dan memohon ampunan kepada Allah SWT.
Sayyidah Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasul, andaikan aku bertemu lailatul qadar, doa apa yang bagus dibaca? Rasul menjawab:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allâhumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annî
Artinya: Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai orang yang minta ampunan. Karenanya ampunilah aku. (HR. Ibnu Majah).
Doa ini bisa dilakukan wanita haid selama Ramadan.
5. Melakukan Kegiatan Sosial
Kondisi pandemi di mana banyak orang yang membutuhkan bisa menjadi momen melakukan kegiatan sosial.
Sehingga tidak hanya fokus pada amalan bersifat ritual saja, membantu orang lain juga meningkatkan pahala dan mendapatkan keberkahan Ramadan.
Wanita haid bisa melakukan kegiatan ini seperti bakti sosial, mengajar anak kurang mampu, santunan anak yatim, membersihkan lingkungan dan masih banyak lagi.
6. Bersedekah
Sudah menjadi kebiasaan sedekah atau saling tolong menolong ini.
Di bulan Ramadan, tentu amalan ini bisa dilakukan wanita yang sedang berhalangan atau tidak berpuasa.
Namun yang perlu dicatat, keberkahan sedekah utamanya adalah dari keikhlasan dan keistiqamahannya.
Dalam hal ini, Rasulullah pernah mengatakannya pada sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Muslim.
“Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyakkanlah istighfar. Karena, aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni neraka.” (HR. Muslim).