Sudah ada sebelum tahun 1700-an, pondasi, Pintu hingga mimbar di Masjid Jami Al Anwar, Jatinegara, Jakarta Timur sudah berumur ratusan tahun.
Meski tak terlalu besar, nyatanya Masjid Jami Al Anwar ini sudah berumur ratusan tahun dan telah mengalami beberapa kali pemugaran.
Muhammad Rasyid menuturkan pada masanya masjid Jama Al Anwar menjadi tempat ibadah satu-satunya yang ada di Jatinegara.
Suasana tempo dulu yang masih hutan dan sawah, membuat jarak antar rumah penduduk berjauhan.
Hingga akhirnya para ulama di masa itu mencetuskan untuk menghadirkan sebuah masjid sederhana untuk masyarakat beribadah.
"Jadi menurut dokumen yang pernah saya tahu dari peninggalan KH Abdul Salam Bin Hasni bin Husen Bin Adnan renovasi yang ke-10 saja 1930-1934. Itu zaman Belanda. Masjid ini sudah ada tahun 1700-an dan kemungkinan juga sebelum itu," katanya.
Baca juga: Makassar Mendunia, Masjid 99 Kubah Muncul di Surat Kabar Jerman & Jadi Daya Tarik Perayaan Ramadan
Setelah melalui kesepakatan bersama, akhirnya para warga desa melakukan urunan atau patungan untuk menyumbangkan pondasi masjid.
Sekira ada 12 desa pada masa itu yang menyumbangkan 12 tiang kayu jati asli Jawa Timur.
"Tiang 12 ini asli. Jadi dulu satu desa urunan satu tiang. Itu kayu jati dari Jawa Timur. Jadi masjid ini sudah sangat tua sekali. Aslinya tiang 12, dibangun oleh 12 desa," lanjutnya.
Selanjutnya, enam pintu kayu di bagian samping masjid juga merupakan bangunan asli.
Sementara mimbar yang digunakan untuk khutbah juga masih asli sejak masjid ini berdiri.
"Jadi masih ada lagi yang merupakan bangunan asli. Mimbar ini sudah berumur ratusan tahun dan 6 pintu di samping masjid itu masih asli," ucapnya.
Masjid tertua di Jakarta Timur
Menjadi masjid satu-satunya masjid pada masa itu, Rasyid mengklaim Masjid Al Anwar sebagai masjid tertua di kawasan Jakarta Timur.