News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2021

Apakah Keutamaan Malam Lailatul Qadar Hanya untuk Orang yang Beri'tikaf? Berikut Penjelasannya

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Umat Islam membaca Alquran saat melakukan itikaf di Masjid Habiburrahman PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Simak penjelasan tentang keutamaan malam lailatul qadar bagi orang yang beritikaf dan tidak.

TRIBUNNEWS.COM - Salah satu ibadah yang dianjurkan pada bulan Ramadhan adalah i'tikaf.

I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah.

Banyak hadis-hadis yang menunjukkan bahwa Rasulullah saw sering melakukan i’tikaf sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.

Bahkan menjelang wafatnya beliau, Rasulullah melakukan i’tikaf selama dua puluh hari terakhir Ramadhan.

Baca juga: Kapan Malam Lailatul Qadar? Ini Keistimewaan dan Amalan Sunnah di Malam Lailatul Qadar

Kemudian hal itupun diikuti oleh para istri nabi saw setelah beliau wafat.

Dikutip dari sumsel.kemenag.go.id, sesungguhnya I’tikaf memiliki keutamaan yang sangat besar.

Pertama, menjauhkan diri dari neraka.

Dari ibnu Abbas ra:

“Barang siapa beri’tikaf satu hari karena mengharap keridhoan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat” (HR. Thabrani, Baihaqi dan dishohihkan oleh Imam Hakim).

Kedua, dijanjikan surga. Imam Al-Khatib dan Ibnu Syahin meriwayatkan hadis dari Tsauban ra meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda:

“Barang siapa yang beri’tikaf antara Maghrib dan Isya di masjid, dengan tidak berbicara kecuali sholat dan membaca Al-Quran, maka Allah berhak membangunkan untuknya istana di surga."

Ketiga, dengan i’tikaf, seseorang akan lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah.

Sehingga dengan i’tikaf seseorang akan berkesempatan mendapatkan kemuliaan lailatul qodar.

Lantas, apakah keutamaan dan keberkahan lailatul qadar hanya diperuntukkan untuk yang beri’tikaf saja?

Bagaimanakah dengan yang mudik, sedang sakit atau halangan (haid dan nifas)?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita dapat menyimak hadis dari Rasulullah SAW:

“Barang siapa yang bangun (untuk beribadah) pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan keikhlasan, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Umat Islam melakukan itikaf di Masjid Habiburrahman PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Rabu (6/6/2018) dinihari. Ribuan umat Islam dari berbagai daerah mengikuti itikaf di masjid ini hingga sepuluh hari ke depan dengan aktivitas diantaranya membaca dan belajar tafsir Alquran, mengikuti kajian, dan salat qiyamullail berjamaah. Sebagian besar jemaah yang beritikaf membawa anggota keluarganya dan mendirikan tenda di sekitar mesjid. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Hadis di atas menunjukkan bahwa yang berhak mendapatkan lailatul qodar tidaklah terbatas bagi orang yang beri’tikaf saja.

Semua manusia yang beribadah dengan sungguh-sungguh dengan penuh keikhlasan dan keimanan, baik ia sedang berada dalam masjid, sedang dalam perjalanan mudik di kendaraan (kapal, pesawat, bus), di tempat kerja atau pun lainnya berhak mendapatkan lailatul qodar.

Hanya saja, orang yang beri’tikaf berkesempatan dan memiliki peluang mendapatkan pahala yang lebih, yaitu pahala beri’tikaf di masjid.

Dengan suasana i’tikaf, akan lebih mendukung seseorang untuk beribadah lebih sempurna.

Adapun penjelasan oleh Dosen Syariah Universitas Nahdatul Ulama Purwokerto, Agus Salim S.Sy MH dalam kanal YouTube Tribunnews, tentang hukum melakukan i'tikaf.

"I'tikaf ini merupakan satu ibadah yang sudah dilakukan oleh para nabi terdahulu, dan kemudian nabi Muhammad (juga) melakukannya"

"Melakukannya Nabi Muhammad terhadap i'tikaf ini adalah hukumnya sunah bukan wajib," jelas Agus.

Agus juga menjelaskan mengapa bulan Ramadhan selalu identik dengan i'tikaf, karena bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah.

Oleh karenanya, kita dianjurkan untuk banyak melakukan amalan baik di bulan Ramadhan.

Baca juga: Amalan-amalan yang Dianjurkan di 10 Hari Terakhir pada Bulan Ramadhan, Sedekah hingga Itikaf

Syarat Melakukan I'tikaf

Dikutip dari muhammadiyah.or.id, untuk sahnya i’tikaf diperlukan beberapa syarat, di antaranya:

- Orang yang melaksanakan i’tikaf beragama Islam;

- Orang yang melaksanakan i’tikaf sudah baligh, baik laki-laki maupun perempuan;

- I’tikaf dilaksanakan di masjid, baik masjid jami’ maupun masjid biasa;

- Orang yang akan melaksanakan i’tikaf hendaklah memiliki niat i’tikaf;

- Orang yang beri’tikaf tidak disyaratkan puasa. Artinya orang yang tidak berpuasa boleh melakukan i’tikaf.

Amalan-amalan yang dapat dilaksanakan selama I’tikaf

Ada beberapa amalan (ibadah) yang dapat dilaksanakan oleh orang yang melaksanakan i’tikaf, yaitu;

- Melaksanakan salat sunat, seperti salat tahiyatul masjid, salat lail dan lain-lain;

- Membaca al-Quran dan tadarus al-Quran;

- Berdzikir dan berdo’a;

- Membaca buku-buku agama.

(Tribunnews.com/Yurika)

Berita lain terkait Ramadan 2021

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini