TRIBUNNEWS.COM - Lailatul Qadar merupakan saat yang mulia dan ditunggu-tunggu oleh umat muslim di bulan Ramadhan.
Lailatul Qadar biasa diartikan dengan malam seribu bulan, atau lebih baik dari seribu bulan.
Penjelasan mengenai lailatul qadar tertulis dalam ayat Al-Quran, yaitu pada surat Surat Al Qadar.
Diperkirakan bahwa lailatul qadar terjadi ketika sudah memasuki 10 hari terakhir Ramadhan.
Baca juga: Sama-sama Tentang Turunnya Al-Quran, Ini Beda Nuzulul Quran dengan Lailatul Qadar
Ustaz Baidi dalam tayangan Tanya Ustaz menjelaskan bahwa, pahala yang didapatkan ketika orang melaksanakan ibadah saat waktu lailatul qadar lebih baik dibanding seribu bulan atau kurang lebih 84 tahun.
Oleh karena itu ada sunnah, yakni pada 10 hari terakhir diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk melakukan iktikaf.
Dalam berbagai riwayat telah dijelaskan dalam beberapa hadits Nabi Muhammad SAW, Lailatul Qadar terjadi pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
Sesungguhnya kita tidak ada yang tahu jelas kapan malam Lailatul Qadar terjadi, karena itu rahasia Allah.
Baca juga: Penjelasan tentang Malam Lailatul Qadar, Berikut Tanda-tandanya: Udara Terasa Nyaman
Itikaf berarti berhenti atau diam di dalam masjid dengan syarat-syarat tertentu, semata-mata niat beribadah kepada Allah.
Itikaf pada bulan Ramadan bisa dikatakan sebagai ruang perawatan khusus untuk menghilangkan dosa dari dalam hati.
Ketika akan melakukan itikaf, kita harus memiliki niat terlebih dahulu, dan faham dengan apa yang dilakukan.
Saat melaksanakan itikaf pikiran kita jangan sampai melamun dan pikiran kosong.
Baca juga: Amalan-amalan yang Dianjurkan di 10 Hari Terakhir pada Bulan Ramadhan, Sedekah hingga Itikaf
Kemudian, ketika diam di dalam masjid kita harus meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang sedang itikaf.
Itikaf hukumnya sunah dan tidak harus pada bulan Ramadan, boleh dilakukan bulan apa saja, yang penting melakukannya dan memahami.
Itikaf dianjurkan untuk dilakukan pada saat sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.
Hal ini dilakukan untuk mencari malam lailatul qadar, yaitu malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Menurut Dr. Eko Asmanto M.Phil, itikaf menjadi hal yang menyempurnakan ibadah kita di bulan Ramadhan.
Baca juga: Quraish Shihab Jelaskan Anjuran Pelaksanaan Buka Puasa, Itikaf, dan Tadarus saat Pandemi Corona
Gus Agus Salim selaku dosen Syariah UNU Purwokerto juga memaparkan beberapa syarat melakukan itikaf, sebagai berikut.
Sayart Melakukan Itikaf
- Berada di masjid
- Muslim
- Niat
- Bersih dari Hadast besar dan kecil.
Hal utama yang harus dilaksanakan saat beritikaf adalah menyibukkan diri dengan ketaatan ibadah.
Seperti melaksanakan shalat, bertasbih, berdzikir, membaca Al Quran dan menyibukkan diri dengan ilmu seperti belajar.
Melakukan kegiatan tersebut tidak ada yang dihukumi makruh, dan tidak ada hal yang menyalahi keutamaan.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)
Berita lain terkait Itikaf dan Malam Lailatul Qadar