TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) resmi menetapkan puasa Ramadhan 1443 H jatuh pada Minggu, 3 April 2022.
Penetapan awal puasa Ramadhan disampaikan oleh Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, dari hasil Sidang Isbat Awal Ramadan 1443 H.
Penetapan waktu puasa Ramadhan tertuang dalam Keputusan Menteri Agama No 324 tahun 2022 tentang Tanggal 1 Ramadan 1443 Hijriyah/2022 Masehi.
Dikutip dari kemenag.go.id, penetapan awal Ramadhan juga telah sesuai dengan laporan hasil hisab dan rukyatul hilal yang telah disepakati bersama oleh Tim Kemenag.
Baca juga: Apakah Merokok atau Vaping Dapat Membatalkan Puasa?
Baca juga: Muhammadiyah Mulai Puasa Besok, MUI: Perbedaan Membawa Rahmat
Kementerian Agama juga telah menetapkan aturan ketentuan penyelenggaraan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1443 H.
Aturan penyelenggaraan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1443 H ini dibuat untuk mewujudkan rasa aman, nyaman dan khusyuk bagi umat Isalm yang sedang menjalankan ibadah di masa pandemi.
Diharapkan bahwa masyarakat dapat melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Pedoman mengenai aturan penyelenggaraan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1443 H tertuang dalam Surat No. SE 08 Tahun 2022.
Baca juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Wilayah Medan Selama Bulan Ramadhan 1443 H Beserta Bacaan Niat Puasa
Baca juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Kota Surabaya 1-30 Ramadhan 1443 H/2022
Berikut aturan ketentuan dalam Edaran Penyelenggaraan ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1443 H:
1. Umat Islam melaksanakan ibadah Ramadan dan Idul Fitri sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
2. Umat Islam dianjurkan untuk mengisi dan meningkatkan amalan pada bulan Ramadan, seperti salat tarawih, iktikaf, tadarus Al Qur’an, pengajian, zakat, infak, sedekah, dan wakaf dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
3. Dalam penyelenggaraan ibadah Ramadan dan Idul Fitri, pengurus dan pengelola masjid/musala memperhatikan Surat Edaran Menteri Agama mengenai pelaksanaan kegiatan peribadatan/keagamaan di tempat ibadah pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat sesuai dengan status level wilayah masing-masing dan menerapkan protokol kesehatan.
4. Pengurus dan pengelola masjid/musala sebagaimana dimaksud pada angka 3 wajib menunjuk petugas yang memastikan sosialisasi dan penerapan protokol kesehatan kepada seluruh jemaah.
5. Pejabat dan Aparatur Sipil Negara dilarang mengadakan atau menghadiri kegiatan buka puasa bersama, sahur bersama, dan/atau open house Idul Fitri.
6. Masyarakat yang mengadakan kegiatan buka puasa bersama, sahur bersama, dan/atau open house Idul Fitri harus memperhatikan protokol kesehatan.
7. Vaksinasi COVID-19 dapat dilakukan di bulan Ramadan dengan mengikuti panduan kesehatan.
8. Kegiatan pengumpulan dan penyaluran zakat maal, zakat fitrah, infak, dan sedekah oleh Badan Amil Zakat Nasional, Lembaga Amil Zakat, dan masyarakat dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
9. Para mubaligh/penceramah agama diharapkan berperan memperkuat nilai-nilai keimanan, ketakwaan, persatuan, kerukunan, kemaslahatan umat, dan kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui materi dan bahasa dakwah yang bijak dan santun sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan AsSunnah, serta tidak mempertentangkan masalah khilafiyah.
10. Masyarakat diimbau untuk mengumandangkan takbir pada malam Idul Fitri Tahun 1443 H/2022 M di masjid/musala atau rumah masing-masing.
11. Penggunaan pengeras suara mengacu pada Surat Edaran Menteri Agama Nomor SE.05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.
12. Salat Idul Fitri 1 Syawal 1443 H/2022 M dapat dilaksanakan di masjid atau di lapangan terbuka dengan memperhatikan protokol kesehatan.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)
Berita lain terkait Bulan Ramadhan