News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2022

Teks Kultum Ramadan, Judul: Hikmah di Balik Nuzulul Quran

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut adalah contoh teks kultum Ramadan berjudul Hikmah di Balik Nuzulul Quran. Simak selengkapnya.

Dan Kedua, turunya Al-Qur’an secara bertahap (munajaman), dengan tujuan menguatkan hati Rasulullah SAW dan menghiburnya, serta mengikuti peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian sampai Allah SWT menyempurnakan agama ini dan mencukupi nikmat-nikmat-Nya.

Perbedaan turunnya Al-Qur’an secara sekaligus dan berangsur-angsur juga disebabkan karena merujuk kepada dua kata anzala dan nazala dalam QS Al-Isra’ ayat 105 yang berbunyi: Dan Kami turunkan (Al-Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al-Quran itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.

Pesan pertama yang terkandung dalam ayat di atas menyiratkan hikmah bagi umat manusia bahwa sebagian besar ayat dan surat dalam Al-Qur’an tidak dapat dilepaskan dari peristiwa sejarah di wilayah Makkah dan Madinah.

Makkah adalah fase pertama proses penerimaan wahyu, di mana Muhammad dengan gelar “Al-Amin”-nya mendeklarasikan dirinya sebagai Rasul terakhir dan sekaligus penerima wahyu terakhir pula.

Sedangkan Madinah merupakan fase kedua di mana Al-Qur’an berada dalam proses pembentukan dan penyusunannya lebih lengkap dan sistematis. Pesan kedua adalah dalam hal bacaan ayat-ayat Al-Qur’an.

Norma-norma pembeda teks Al-Qur’an dengan teks-teks lainnya tampak pada segi bagaimana wahyu tersebut sampai kepada Rasul.

Tidak serta merta wahyu tersebut sampai secara sekaligus dan lengkap, melainkan terjadi secara berangsur-angsur (tadaruj).

Alasan diturunkannya Al-Qur’an secara bertahap didasarkan kepada keyakinan Al-Qur’an (teks) ditujukan kepada manusia untuk merespon segala situasi dan kondisi sesuai dengan realitas (konteks).

Argumennya, menjadi suatu hal yang mustahil ayat Al-Qur’an tersebut turun secara bersamaan antara teks dengan konteksnya.

Pesan ketiga adalah dalam hal pemaknaan ayat-ayat Al-Qur’an. Teks-teks suci dalam pemaknaan wahyu ilahi (kalamullah) sampai kepada Rasul berdasarkan tuntutan dan kebutuhan untuk merespon berbagai persoalan yang terjadi sepanjang sejarah.

Sehingga masing-masing teks suci tersebut memiliki ciri dan karakter berdasarkan model pengucapan, huruf dan lafalnya hingga pemaknaannya.

Perbedaan paling mencolok tampak pada lafadz “yaa ayuhannaas” meru-pakan corak ayat Makkiyah, yang mana lafaznya lebih umum (‘amm) dan pendek-pendek karena ayat-ayat tersebut lebih banyak ditujukan kepada seluruh umat manusia.

Sedangkan contoh ayat Madaniyah, lafazh “yaa ayuhalladziina amanu” lebih spesifik (khas) dan panjang-panjang, karena lebih ditujukan khusus bagi orang yang beriman (kaum muslimin).

Selain itu, dalalah ayat-ayat Al-Qur’an yang bercorak ‘amm dan khas tentu menjadi bagian penting sebab turunnya Al-Qur’an.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini