TRIBUNNEWS.COM - Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) akan merayakan Hari Raya Idul Fitri pada Senin, 2 Mei 2022, India.com melaporkan.
Hilal dilaporkan belum terlihat di Arab Saudi dan UEA pada Sabtu (30/4/2022) sehingga Idul Fitri akan dirayakan pada 2 Mei.
Selain Arab Saudi dan UEA, Bahrain, Sudan, Somalia, Irak, Kuwait, Yaman, Turki, Tunisia, Suriah, Palestina, Qatar, Libanon, Libya, Mesir dan Mauritania juga akan merayakan Idul Fitri pada hari Senin, ujar Astronomy Center.
Baca juga: Kapan Sidang Isbat Lebaran 2022? Berikut 99 Daftar Lokasi Pengamatan Hilal
Baca juga: Kemenag: Secara Hisab, Posisi Hilal di Indonesia saat Isbat Awal Syawal Sesuai Syarat MABIMS
Tentang Pemantauan Hilal Penentuan Idul Fitri
Masih mengutip India.com, Hari Raya Idul Fitri menandai berakhirnya bulan suci Ramadhan.
Akan tetapi, Idul Fitri bervariasi dari satu negara ke negara lain.
Bahkan ada dua hari raya Idul Fitri di satu negara yang sama.
Secara tradisional, awal Idul Fitri ditentukan berdasarkan bulan baru atau Hilal.
Namun munculnya bulan baru itu dapat berbeda-beda berdasarkan perhitungan astronomi maupun lokasi geografis.
Kapan Idul Fitri di Indonesia?
Tanggal pasti kapan perayaan Idul Fitri 2022 di Indonesia masih belum diumumkan.
Namun, ada kemungkinan Idul Fitri 2022 di Indonesia kali ini dirayakan pada hari yang sama dengan perayaan negara-negara Teluk yaitu pada hari Senin karena adanya penampakan bulan di negara-negara Asia Selatan.
Indonesia Pantau Hilal di 99 Titik
Mengutip kemenag.go.id, Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat (penetapan) 1 Syawal 1443 H pada Minggu, 1 Mei 2022 petang.
Sidang yang berlangsung di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama itu didahului proses pengamatan hilal yang dilakukan di 99 titik lokasi di seluruh Indonesia.
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin menyatakan, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat awal Syawal 1443 H mendatang, sudah memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
"Di Indonesia, pada 29 Ramadan 1443 H yang bertepatan dengan 1 Mei 2022 tinggi hilal antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat," jelas Kamaruddin di Jakarta, Senin (25/4/2022).
"Artinya, secara hisab, pada hari tersebut posisi hilal awal Syawal di Indonesia telah masuk dalam kriteria baru MABIMS," imbuh Kamaruddin.
Menurut kriteria baru MABIMS, imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat yang mendapat masukan dan kritik.
Kamaruddin menambahkan, Pemerintah Indonesia akan menyelenggarakan Sidang Isbat dengan menggunakan metode hisab dan rukyat, di mana posisi hilal Syawal akan dipresentasikan oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriyah yang selanjutnya menunggu laporan rukyat dari seluruh Indonesia.
"Rukyat digunakan sebagai konfirmasi terhadap hisab dan kriteria yang digunakan. Kedua hal yaitu hisab dan konfirmasi pelaksanaan rukyatul hilal akan dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk selanjutnya diambil keputusan awal Syawal 1443 H," jelasnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)