TRIBUNNEWS.COM - Berikut profil serta sepak terjang Benhur Tomi Mano (BTM), Wali Kota Jayapura yang siap maju pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Papua di 2024 mendatang.
Seperti diberitakan sebelumnya BTM menyampaikan kegelisahaannya terkait Papua yang berada di urutan terendah tingkat kemiskinan secara nasional.
Dirinya pun ingin membawa Papua keluar dari zona kemiskinan hingga memuncaki posisi 10 besar.
"Saya punya keinginan untuk maju pada pemilihan gubernur Papua ke depan," ujar BTM, dikutip dari Tribun-Papua.com.
BTM juga masih terus ingin mengubah sistem pemerintahan di Papua menjadi lebih transparan dan akuntabel.
Baca juga: Kepada Jokowi, Majelis Rakyat Papua dan Papua Barat Jelaskan DOB Papua Bukan Muncul Tiba-tiba
Dirinya menyebut semangatnya adalah membangun Papua.
Lantas siapakah sosok BTM? berikut profil singkatnya serta sepak terjangnya, dihimpun Tribunnews dari berbagai sumber.
Benhur Tomi Mano merupakan pria kelahiran Jayapura, 30 April 1965.
Dirinya merupakan adalah Wali Kota Jayapura yang sudah menjabat selama 10 tahun lamanya.
Yakni periode 2011–2016 dan 2017–2022.
Jabatannya sebagai wali kota pun akan berakhir pada 22 Mei 2022 mendatang.
Baca juga: 10 Tahun Benhur Tomi Mano Pimpin Jayapura, Ini Capaian 5 Bidang Prioritas Pembangunan
Dikutip dari kpu.go.id, dirinya sempat tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
BTM pernah menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya, pendidikan program doktor Fakultas Ekonomi dan Bisnis, program studi Imu Manajemen.
Sementara dikutip dari Wikipedia, saat masih menjabat sebagai sebagai Wali Kota Jayapura, Ia dikenal berhasil menaikkan pendapatan asli daerah.
Bahkan hingga delapan kali lipat pada periode jabatan pertamanya dan mengembangkan Kota Jayapura.
Meskipun kota tersebut tidak memiliki banyak sumber daya alam (SDA), tidak seperti kabupaten/kota di Papua lainnya.
Di sisi lain BTM juga menjabat sebagai Ketua Umum klub sepak bola Persipura Jayapura.
Baca juga: Papua itu Damai dan Papua Siap Untuk Melaksanakan PON 2021 kata Benhur Tomi Mano
Ia terkenal karena beberapa tindakannya seperti mengkritik pemain dan memecat pelatihnya, Peter Butler.
Selain itu, ia pun pernah mengultimatum timnya karena telah memberikan performa labil di Laga Tandang.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Tribun-Papua.com/Paul Manahara Tambunan)