TRIBUNNEWS.COM - Shalat tarawih merupakan shalat sunnah yang dilakukan secara berjamaah ataupun sendiri pada malam hari setelah sholat Isya dan sebelum shalat witir di bulan Ramadhan.
Berbeda dengan ibadah puasa, ibadah tarawih membuka berbagai perbedaan cara (kaifiyah) di antara berbagai golongan umat Islam yang ada.
Sehingga umat Islam ada yang shalat tarawih menggunakan 8 rakaat dan 20 rakaat.
Muhammadiyah biasanya menggunakan shalat tarawih 8 rakaat dan ditambah shalat witir 3 rakaat, sehingga total ada 11 rakaat.
Lantas, bagaimana pelaksanaan ibadah tarawih menurut Muhammadiyah?
Dilansir laman resmi Muhammadiyah, ada dua cara shalat tarawih yakni dengan metode 4-4-3 dan 2-2-2-2-2-1.
Kedua metode itu semuanya diperbolehkan, karena semuanya ada tuntunannya, untuk lebih jelasnya simak penjelasan berikut ini.
Cara shalat tarawih Muhammadiyah
Wakil Ketua Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agus Tri Sundani menjelaskan, pada prinsipnya shalat tarawih sama halnya dengan salat malam sehingga umat Islam wajib berlapang dada dengan perbedaan cara yang ada.
Imam mazhab seperti Imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad bin Hambal misalnya melakukan shalat tarawih dengan 20 rakaat dengan satu witir.
Sementara itu Imam Malik melakukan 36 rakaat dengan ditutup shalat witir.
Baca juga: Bolehkah Shalat Tahajud setelah Shalat Tarawih? Berikut Penjelasan Lengkap dengan Dalilnya
Menurut Agus, beberapa ulama atsar dan sahabat Nabi bahkan ada yang tidak membatasi jumlah rakaat salat tarawih.
“Salat tarawih itu kan disebut sebagai salat lail (salat malam), atau kalau bangun tidur disebut sebagai salat tahajud, kalau dilaksanakan di bulan Ramadan disebut dengan tarawih karena ada jeda istirahatnya,” terang Agus.
Muhammadiyah sendiri menurut Agus memilih mengikuti tata cara yang dilakukan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam yakni salat tarawih dengan dua macam pilihan caranya.
Shalat Tarawih 4-4-3
Pilihan pertama, Muhammadiyah menggunakan formasi 4-4-3 berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibunda ‘Aisyah radhiallahu ‘anha yang berbunyi,
“Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam tidak pernah melakukan salat sunah pada Ramadan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana bagus dan indahnya. Kemudian, beliau salat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat lagi tiga rakaat (witir).”
“Rakaat pertama witir baca Surat Al-A’la, rakaat kedua Al-Kafirun, dan rakaat ketiga baca Al-Ikhlas. Atau bisa tiga qul itu (Al Ikhlas, Al Falaq, An-Nas),” jelas Agus.
Shalat Tarawih 2-2-2-2-2-1
Sedangkan pilihan kedua, Muhammadiyah menurut Agus memakai formasi 2-2-2-2-2 ditambah satu witir berdasarkan hadis riwayat Muslim dari sahabat Ibn Abbas yang berbunyi,
“Aku berdiri di samping Rasulullah, kemudian Rasulullah meletakkan tangan kanannya di kepalaku dan dipegangnya telinga kananku dan ditelitinya, lalu Rasulullah salat dua rakaat kemudian dua rakaat lagi, lalu dua rakaat lagi, dan kemudian dua rakaat, selanjutnya Rasulullah salat witir, kemudian Rasulullah tiduran menyamping sampai Bilal menyerukan azan. Maka bangunlah Rasulullah dan salat dua rakaat singkat-singkat, kemudian pergi melaksanakan saalat subuh.”
“Nah karena Muhammadiyah memperbandingkan hadis-hadis itu, maka pilihan yang dipilih oleh Tarjih Muhammadiyah adalah dua tadi. Jadi warga Muhammadiyah bisa memilih salah satu dari dua tadi karena itu tanawu’ ibadah. Pilihan dalam ibadah,” ungkapnya.
Baca juga: Apakah Shalat Tarawih Wajib? Ini Penjelasan dari Ulama
Waktu Shalat Tarawih
Waktu shalat tarawih yaitu setelah Isya’ sampai munculnya fajar.
Niat Shalat Tarawih
- Niat shalat tarawih berjemaah sebagai Imam
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak’atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta’ālā.
- Niat shalat tarawih berjemaah sebagai makmum
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak’atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta’ālā.
Niat shalat tarawih sendiri
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak’atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta’ālā.
Tata Cara Shalat Tarawih
- Niat.
- Mengucap takbir saat takbiratul ihram.
- Membaca surat Al Fatihah.
- Membaca satu surat yang ada di Alquran, boleh surat pendek maupun surat yang panjang.
- Rukuk.
- Iktidal.
- Sujud pertama.
- Duduk di antara dua sujud.
- Sujud kedua.
- Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk melakukan rakaat kedua.
- Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama.
- Selanjutnya membaca tasyahud akhir dan ditutup dengan salam, lalu dilanjutkan membaca doa kamilin atau doa setelah shalat tarawih.
Niat Shalat Witir
- Niat shalat witir 2 Rakaat
أُصَلِّى سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatam minal witri rak’ataini lillaahhi ta’alaa.
- Niat shalat witir 1 Rakaat
أُصَلِّى سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatal witri rak’atal lillaahhi ta’aalaa.
Tata Cara Shalat Witir
Tata cara shalat witir sama dengan shalat tarawih tinggal disesuaikan dengan jumlah rakaatnya saja.
(Tribunnews.com/Bangkit N)