TRIBUNNEWS.COM - Shalat Badiyah Isya termasuk dalam kategori shalat sunah rawatib.
Shalat sunah rawatib yakni shalat sunah yang mengiringi shalat fardhu.
Shalat sunnah rawatib dikerjakan sebelum atau setelah shalat fardhu.
Total keseluruhan rakaat dalam jumlah shalat rawatib yakni 12 rakaat yang terdiri dari qabliyah dan ba’diyah.
Melansir dari laman perpustakaan UAD, berikut jenis-jenis shalat rawatib.
- Dua rakaat sebelum shalat Subuh
- Dua atau empat rakaat sebelum shalat Zuhur
- Dua rakaat setelah shalat Zuhur
- Dua rakaat sesudah shalat Maghrib
- Dua rakaat sesudah shalat Isya.
Baca juga: Niat dan Tata Cara Shalat Tarawih 8 Rakaat dan Witir 3 Rakaat, Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW
Waktu Pelaksanaan
Shalat sunah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat fardhu disebut dengan qabliyah.
Sementara shalat rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu disebut dengan badiyah.
Contohnya, shalat dua rakaat sebelum shalat Subuh maka disebut dengan Qabliyah Subuh.
Adapun shalat rawatib setelah shalat Isya dikenal dengan sebutan Badiyah Isya.
Berikut ini niat shalat rawatib Badiyah Isya.
Niat Ba'diyah Isya
اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholi sunnatal isyaa'i rok'ataini ba'diyatta mustaqbilal qiblati lillahi ta'ala
Artinya: "Aku niat mengerjakan sholat sunnah sesudah isya dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah."
Tata Cara Shalat Badiyah Isya
1. Membaca niat shalat Badiyah Isya
اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholi sunnatal isyaa'i rok'ataini ba'diyatta mustaqbilal qiblati lillahi ta'ala
Artinya: "Aku niat mengerjakan sholat sunnah sesudah isya dua rakaat, menghadap kiblat karena Allah."
2. Takbiratul Ihram yang merupakan penanda masuknya seseorang pada waktu akan mengerjakan sholat. Saat takbiratul ihram diwajibkan untuk mengucap "Allahu Akbar".
3. Membaca doa iftitah
"Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa’ashiilaa, innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wamaa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil ‘alamiina. Laa syariikalahu Wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin."
4. Membaca surat Al-Fatihah
5. Membaca surat pendek
6. Rukuk
"Subhaana robbiyal adhiimi wabihamdih."
7. Bangkit dari rukuk dengan melanjutkan gerakan iktidal
"Rabbanaa lakal hamdu mil'us samaawati wa mil'ul ardhi wa mil 'umaasyi'ta min syai'in ba'du."
8. Sujud pertama
"Subhaana robbiyal 'a'la wabihamdih."
9. Duduk diantara dua sujud
"Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa 'aafinii wa'fu 'annii."
10. Sujud kedua
Pada sujud kedua ini juga membaca doa sujud yang sama dengan doa sujud yang pertama. Setelah selesai sujud kedua kemudian berdiri untuk melanjutkan rakaat berikutnya dengan tata cara yang sama hingga sujud terakhir yang kemudian ditutup dengan bacaan tahiyat akhir.
11. Tahiyat akhir dengan duduk iftirasy
Karena sholat badiyah isya ini hanya terdiri dari 2 rakaat, maka setelah sujud kedua dilanjutkan dengan sujud iftirasy dengan membaca doa tahiyat akhir.
"At-tahiyyaatul mubaarakatush shalawaatuth thayyibaatulillaahi. Assalaamu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-shaalihiina. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaahi."
"Allahumma solli alaa muhammad, wa alaa aali muhammad, kamaa sollaita alaa aali ibroohim, wa baarik alaa muhammad, wa alaa aali muhammad, kamaa baarokta alaa ibroohim, wa alaa ali Ibroohimm, fil aalamiina innaka hamiidummajiid."
12. Mengucap salam
Baca juga: Doa Awal Puasa Ramadhan Sesuai Sunnah Nabi Muhammad SAW: Lengkap Tulisan Arab, Latin, dan Artinya
Keutamaan Shalat Sunah Rawatib
Nabi Muhammad Saw bersabda “Siapa yang konsisten mengerjakan shalat sunnah rawatib sebelum wafat, akan dibalas kerja kerasnya ini oleh Allah Swt dengan dibangunkan satu rumah untuknya di surga.” Nabi Muhammad Saw tidak pernah meninggalkan shalat sunnah rawatib ini, sekalipun dalam keadaan mukim (tidak bepergian jauh) maupun dalam keadaan safar.
(Tribunnews.com/Bangkit N)