TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini bahaya mengonsumsi gorengan untuk berbuka puasa.
Diketahui Perusahaan Perawatan Kesehatan Primer (PHCC) mengimbau mereka yang menjalankan puasa selama Ramadhan untuk memperhatikan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi selama bulan suci tersebut.
PHCC menyebut pola makan yang buruk di bulan Ramadhan dapat mengakibatkan gangguan pencernaan, sakit perut, mulas, kembung, bersendawa.
Bahkan mengakibatkan mual, tingkat energi rendah dan penambahan berat badan yang tidak diinginkan.
"Makan berlebihan saat berbuka juga bisa menyebabkan kesulitan bernapas,” kata PHCC dalam pernyataannya, mengutip gulf-times.com.
PHCC telah merekomendasikan jenis makanan tertentu untuk dihindari selama Ramadhan, termasuk gorengan.
- Tubuh mudah lelah
Ternyata sering mengonsumsi gorengan setiap hari dapat membuat tubuh gampang kelelahan.
“Bulan suci Ramadhan tidak boleh dijadikan alasan untuk menikmati makanan (yang asal). Penting bagi kita semua untuk memperhatikan kebiasaan makan kita selama bulan ini dan memastikan bahwa makan sehat dan gaya hidup yang sehat pula adalah bagian dari ritual tersebut. Semuanya harus dinikmati secukupnya, pastikan Anda dan keluarga berbuka puasa dengan makanan bergizi, sehat, dan hindari mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak dengan cepat," ujar Moudi Hajri, kepala layanan dietetika di PHCC.
- Gangguan pencernaan
Mengutip healthshots.com, mengonsumsi gorengan saat berbuka puasa dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Baca juga: Jadwal Buka Puasa Ramadhan di Jakarta Hari Ini Rabu, 27 Maret 2024
Diketahui saat puasa metabolisme tubuh umumnya menurun.
Dan makanan berkalori tinggi hanya akan menyebabkan gangguan pencernaan yang mungkin disertai dengan efek samping seperti perut kembung.
Terlebih dengan mengonsumsi makanan pedas, hal itu bisa saja menyebabkan iritasi lambung dan selanjutnya mempengaruhi pencernaan.
Sementara mengutip The Business Standard, makanan yang digoreng adalah salah satu hal terburuk yang bisa disantap saat berbuka puasa.
Puasa merupakan salah satu bentuk detoksifikasi bagi tubuh.
- Dapat merusak proses detoksifikasi tubuh
Setelah detoksifikasi menyeluruh, tubuh membutuhkan makanan bergizi untuk memulihkan energi, bukan junk food untuk merusak proses detoksifikasi yang telah lama berlangsung.
Setelah seharian berpuasa, makanan yang digoreng lebih banyak merugikan tubuh daripada manfaatnya.
Sebagian besar makanan ini (gorengan) dapat menyebabkan sindrom iritasi usus besar, mulas, dan ketidaknyamanan lainnya.
Jika seseorang mendambakan makanan yang digoreng, maka membatasi porsinya setelah makan sayur dan protein adalah ide terbaik.
Di sisi lain mengolah makanan, menggunakan minyak kelapa murni dibandingkan minyak lain untuk menggoreng lebih baik bagi kesehatan karena jika minyak nabati terkena panas tinggi, minyak tersebut dapat membentuk senyawa berbahaya.
Namun minyak yang sebagian besar terdiri dari lemak jenuh seperti minyak kelapa dan lemak jenuh tunggal stabil pada suhu tinggi dan tidak membentuk senyawa beracun tersebut.
Penelitian telah menunjukkan bahwa bahkan setelah berjam-jam menggoreng terus menerus pada suhu 180°C, kualitas minyak kelapa tidak menurun.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)