Ucapan tersebut disambung dengan wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidin wal faaiziin.
"Pada zaman sahabat itu memang yang lebih banyak diucapkan adalah mendoakan. Sering disebutkan bahwa Taqobalallahu minna wa minkum taqobbal ya karim," kata Khasan.
"Kemudian disambung wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidin wal faaiziin. Nah inilah kata panjangnya yang sebenarnya kalau kita tarik," sambungnya.
Baca juga: Lebaran Kurang Berapa Hari Lagi? Catat Jadwal Sidang Isbat Penetapan 1 Syawal 1445 H
Diketahui sebelumnya, ucapan taqobalallahu minna wa minkum taqobbal ya karim adalah bentuk doa.
Dalam doa tersebut, kita mendoakan orang yang disebutkan atau yang didoakan itu.
"Taqobalallahu minna wa minkum taqobbal ya karim ini adalah bentuk doa di mana kita mendoakan orang yang kita sebutkan atau yang kita doakan. Semoga amal baiknya diterima oleh Allah dan Yang Maha Karim," ungkapnya.
"Kemudian, ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidin wal faaiziin, ini adalah doa semoga kita semuanya dijadikan sebagai orang-orang yang minal ‘aaidina, orang-orang yang kembali kepada kebaikan."
"Kembali kepada kesucian, kembali kepada fitrah. Dan wal faaiziin, itu menjadi bagian orang-orang yang beruntung," jelas Khasan.
(Tribunnews.com/Latifah/Faryyanida Putwiliani)