Laporan wartawan Tribun Jogja, Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BPPTK menyebutkan, pada letusan Jumat (5/11/2010) telah membentuk kawah berdiameter 400 meter dengan muntahan material sebanyak 100 juta meter kubik. Daerah aman masih pada radius 20 Km dan aktivitas Merapi masih fluktuatif tetapi tetap di level awas.
Menurut Dr Sukhyar, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Merapi masih mengancam. Hingga Sabtu (6/11/2010), intensitas letusan masih terjadi. Sukhyar menyatakan, intensitas letusan Merapi masih besar.
"Sampai sekarang letusan belum berhenti. Asap turun hingga 5 km dari puncak," ujarnya di kantor BPPTK.
Menurutnya, awan panas masih akan berpotensi turun hingga 2 km. "Hari ini, arah angin ke Barat laut dan Utara, jadi mungkin ke arah Solo dan Klaten," terangnya.
Kelakuan Merapi kali ini berubah. Pada letusannya kali ini Merapi cenderung fluktuatif. "Ritme Merapi naik turun. Sulit katakan kapan akan berhenti. Sekarang hanya bisa lihat data dan kecenderungannya," papar Sukhyar.
Letusan kali ini, tambahnya, sangat berbeda dari letusan-letusan sebelumnya, khususnya letusan periodik. "Dari sejarah, Merapi itu meletus sekitar 120 jam," tuturnya.
Sukhyar mengatakan endapan awan panas di Kali Boyong berketebalan sekitar 10 meter dan berjarak sekitar 10-12 meter. Pihaknya mengimbau warga untuk tidak berada di bantaran sungai karena ditakutkan gas beracun masih melekat di endapan gas beracun.
"Aliran air sungai beserta endapan tadi mengalir hingga Kali Code. Sedangkan arah angin bergerak dari barat laut ke tenggara," katanya.
Merapi Telah Muntahkan Material 100 Juta Meter Kubik
Editor: Johnson Simanjuntak
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger