Laporan Wartawan Tribun Jogja Ikrob Didik Irawan
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Suasana berdeda terlihat di Posko PLN Peduli Merapi, tempat pengungsian Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (6/11/2010), Sejak pagi hingga sore ini, puluhan pengungsi tampak antre mengisi baterai handphone (nge-charge). Pihak PLN menyediakan lima stop contact, yang masing-masing memiliki empat lubang.
“Posko mengisi baterai handphone ini sangat membantu kami para pengungsi. Sebab sejak kemarin handphone mati lantaran kehabisan baterai,” jelas Tegar Sanusi (46) warga Ngemplak, Cangkringan.
Tegar, yang sudah sejak tiga hari lalu mengungsi di Maguwoharjo mengaku kesulitan menghubungi keluarganya yang terpisah saat mengungsi. “Karena handphone mati, ya ndak ada alat komunikasi. Beruntung ada posko PLN ini,” katanya.
Setelah berhasil mengisi baterai, Tegar langsung menghubungi keluarganya. Dia terlihat senang karena dapat mengetahui kabar sekaligus mendengar suara istri dan anaknya. Belakangan diketahui anak istrinya tersebut mengungsi ke Magelang ke tempat saudara.
Hal yang sama juga dialami Dina (18) warga Ngaglik, Sleman. Dia terlihat serius menunggu baterai handphonenya penuh sembari ber-SMS (short message service). “Handphone saya sudah dua hari mati, ini saya mau mengabari nenek saya yang ada di Surabaya kalau saya dan keluarga sedang mengungsi,” katanya.
Darmono, petugas PLN unit Kalasan yang ditemui Posko menjelaskan, disediakannya tempat untuk mengisi baterai handphone ini merupakan inisiatif anggota. “Ini merupakan inisiatif dari teman-teman. Sebab ditempat tidur pengungsi tidak ada aliran listrik yang bisa dipakai,” katanya. (*)
Pengungsi Antre Charge Handphone
Editor: Prawira
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger