Laporan wartawan Tribun Jogja, Victor Mahrizal
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Meski berada kurang dari 25 km dari puncak Merapi, sejumlah warga tetap bertahan di rumahnya. Mereka bersikeras bertahan meski berisiko terkena awan panas.
"Saya punya dua ekor sapi yang harus diberi makan," kata Wiyono (73), warga Ngaglik, Sabtu (6/11/2010)
Dia mengatakan anak dan cucunya telah mengungsi. Wiyono menolak mengungsi karena harus menjaga dan merawat sapinya.
Begitu pula dikatakan Pardi (63). Ia mengaku pasrah saja jika datang awan panas atau hujan abu. Dia lebih memilih mencari rumput buat ternaknya daripada mengungsi.
Pihak kepolisian melarang warga hilir mudik di area yang dinyatakan berbahaya. Apabila warga ingin mengevakuasi sanak keluarga, hanya diberi waktu sekitar satu jam. Itupun dengan pengawasan polisi.
"Langkah itu perlu dilakukan untuk menghindari jatuhnya korban," ujar Tikno, petugas di perbatasan simpang empat Balong, Dunuharjo, Ngaglik.
Tolak Mengungsi karena Sapi
Baca Selanjutnya:
Nasib Pilu Anak Disiksa Ibu di Batam, Leher Dirantai Gegara HP, Ini Tampang Pelaku
Editor: Yulis Sulistyawan
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger