Laporan wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Kematian Supriyadi, Jupriyanto, Ariatno, dan Samiyo, anggota Tagana itu, telah menyisakan duka mendalam bagi anggota Tagana Daerah Istimewa (DIY) lainnya.
Banyak peristiwa sudah mereka alami bersama. Hal itu menjadi kenangan tak terlupakan. Terutama Supriyadi, sosok yang dikenal anggota Tagana DIY sebagai juru kunci.
"Banyak sekali kenangan. Kami, anggota Tagana sudah seperti saudara. Dalam situasi apa pun tidak boleh saling meninggalkan. Maksudnya, kalau datang bareng, pulang juga harus bareng-bareng," kata Yusuf Kusuma, anggota Tagana DIY, saat ditemui di posko utama Tagana DIY.
Menurutnya, Supriyadi orangnya humoris. Dia suka melucu. Badannya sangat lentur sehingga kakinya dapat ditekuk dan disangkutkan ke kepalanya. Tingkah lakunya itu, acapkali mengundang gelak tawa anggota Tagana lainnya.
Selain itu, Supriyadi juga dikenal sebagai satu-satunya anggota Tagana DIY yang paling jarang pulang ke rumahnya. Nyaris setiap hari Supriyadi menginap di posko utama Tagana, di Jalan Menur, Yogyakarta itu. "Gara-gara jarang pulang, makanya dia dikenal dengan sebutan penghuni terakhir. Ibaratnya juru kunci di posko ini. Mungkin karena dia masih bujangan kali ya," kata Yusuf dengan menorehkan tawa.
Sementara Jupriyanto, malahan sebaliknya. Kepribadiannya kalem dan tenang. Orangnya juga tidak banyak bicara. Dia juga bukan tipikal pemarah dan tidak mudah tersinggung.
"Kalau kami bercanda, hewan di kebun binatang keluar semua. Saya suka panggil dia dengan sebutan asu (maaf). Tapi dia nggak pernah marah. Paling-paling, dia juga panggil saya itu juga. Itu tandanya kami anggota Tagana sangat akrab. Pokoknya sudah seperti saudara," kenang Yusuf.
Begitu pula dengan Ariatno dan Samiyo. Keduanya juga dikenal sebagai pribadi yang baik dan bertanggung jawab. Namun, tidak banyak yang bisa diceritakan, karena mereka masih terbilang baru sebagai anggota Tagana.
Kini mereka sudah tiada akibat sapuan awan panas, Jumat, (05/11/2010), dini hari lalu. Masing-masing jenazah telah dimakamkan. Supriyadi dimakamkan di TPU Banaran, Kulonprogi. Sedangkan Jupriyanto di TPU Tlogowono, Berbah. Kemudian Ariyatno dan Samiyo dimakamkan secara masal di TPU Kabupaten Sleman, Seyegan, Godean.
Tagana Yang Tewas Paling Jarang Pulang ke Rumah
Penulis: Willem Jonata
Editor: Prawira
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger