TRIBUNNEWS.COM- Keluhan ini mungkin menjadi masukan bagi pemerintah. Sejauh ini yang mendapat perhatian sebatas para korban dan pengungsi, termasuk penentuan angka rupiah ganti rugi.
Biaya ganti rugi untuk korban meninggal diberikan santunan Rp 4 juta sedangkan sapi yang mati diganti Rp 10 juta. Tapi untuk kerusakan pertanian atau hutan belum selesai didata.
Diketahui, di Merapi ada Taman Nasional Merapi Merbabu yang berada di dua gunung tersebut. Merapi gunung paling aktif sedangkan Merbabu sudah lama off.
Kenyataan sekarang, ribuan petani di Magelang, Klaten dan Boyolali mengeluhkan lahan pertanian mereka rusak dan gagal panen. Bagi mereka yang mengungsi, tentu mendapat santunan jatah makanan minimal untuk sehari-hari. Tapi bagiamana dengan lahan pertanian mereka.
Seperti yang dikeluhkan facebooker dan twitter, Jumat (12/11) yang menyatakan, Gagal panen akibat letusan Merapi 2006 baru pulih di tahun 2009. Lantas bagaimana dengan kondisi sekarang yang efek gagal panennya lebih luas lagi.
Warga non pengungsi di Muntilan mengeluh karena pertanian rusak, tidak ada mata pencaharian lain. Bantuan sebagian hanya untuk pengungsi. Warga yang hanya mengandalkan pertanian kemudian lahan mereka rusak dan gagal panen, tapi tidak masuk dalam hitungan penerima bantuan. Mereka harus mengeluh kemana?
Sementara itu dilaporkan, di beberapa titik pengungsi masih ada keluhan kekurangan seragam sekolah (posko Balong, Gantiwarno Klaten). Di Blondo Muntilan kekurangan bahan sembako dapur termasuk gula kopi dan teh.
Sedangkan di Ceper Klaten masih kurang relawan, posko Bandongan, Gondosuli Magelang tak ada genset sehingga mereka terisolir. Ada 300 pengungsi di Ketonggo, Salam Magelang kelaparan dan stok makanan habis. (*)
Lahan Pertanian Ludes Warga Non Pengungsi Belum Diperhatikan
Penulis: Iswidodo
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger