Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hanan Wiyoko
YOGYA, TRIBUNNEWS.COM -- Staf Khusus Presiden Bidang Informasi dan Komunikasi Heru Lelono menyatakan saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) fokus pada tahap tanggap darurat, yaitu berusaha menyelamatkan nyawa sebanyak-banyaknya dari ancaman letusan gunung Merapi.
"Sedangkan
tahap rekonstruksi dan rehabilitasi akan dilaksanakan setelah tahap
tanggap darurat selesai dan status Awas Merapi diturunkan, serta ancaman
dari terjadinya letusan sudah tidak ada lagi," kata Heru dalam dialog
di Media Center Tanggap Darurat Bencana Merapi di Yogyakarta, Jumat
(12/11/2010), yang disiarkan langsung oleh RRI 100,2 FM.
Menurutnya,
acaman letusan Merapi saat ini bukan hanya lontaran batu pijar, pasir
panas, awan panas dan abu vulkanik saja, namun juga gelombang lahar
dingin melalui beberapa aliran sungai yang ada di lereng Merapi.
Karena
itu, katanya, masyarakat yang saat ini masih ada di dalam radius 20 km
dari puncak Merapi harus segera ke luar dan berada dalam radius aman
sesuai yang direkomendasikan Kepala Badan Vulkanologi dan Geologi, Dr
Surono, yang menyatakan bahwa radius aman saat ini adalah di luar radius
20 km dari puncak Merapi.
Ia
membenarkan pernyataan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan
Hamengku Buwono X yang menyatakan masyarakat di lereng Merapi harus
berada di luar radius 20 km dari puncak Merapi yang merupakan daerah
aman.
"Benar
bahwa Kota Yogyakarta sangat aman, kecuali wilayah di dalam radius 20
km dari puncak Merapi," katanya.
Ia meyakinkan bahwa pemerintah telah menyiapkan diri untuk melaksanakan proses rekonstruksi dan rehabilitasi pasca-letusan Merapi setelah nanti diperoleh data selengkapnya mengenai daerah terdampak.(*)
Ia meyakinkan bahwa pemerintah telah menyiapkan diri untuk melaksanakan proses rekonstruksi dan rehabilitasi pasca-letusan Merapi setelah nanti diperoleh data selengkapnya mengenai daerah terdampak.(*)