News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Merapi Meletus

1.305 Personel Polda DIY Jaga Zona Aman Radius 10 Km

Penulis: Willem Jonata
Editor: Tjatur Wisanggeni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dusun Gadingan di Kecamatan Cangkringan, Sleman hancur lebur. Seluruh rumah penduduk luluh lantak ditelan wedus gembel. Material Merapi pun kini menimbun kampung yang dulunya hijau.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata

TRINBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA --
Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengerahkan 1.305 personelnya untuk berjaga-jaga di semua jalan masuk menuju zona bahaya radius 10 kilometer sebelah barat Kabupaten Sleman. Begitu pula, zona bahaya radius 15 kilometer sebelah timur.

Penjagaan itu dilakukan, terkait penurunan radius zona bahaya oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono yang diumumkan pagi tadi.

"Penjagaan ini dilakukan untuk mengantisipasi arus pengungsi yang ingin kembali ke rumahnya," kata Wakapolda DIY Tjiptno, Jumat, (19/11/2010), saat dihubungi lewat telepon.

Berdasarkan pantauan Tribunnews, mulai dari pertigaan Kecamatan Pakem, bekas Posko Utama Bencana Merapi, sejumlah polisi tampak berjaga-jaga. Mereka menutupi Jalan Kaliurang dengan mobil patroli. Demikian juga dengan jalan-jalan tikus menuju Kecamatan Cangkringan.

Warga yang mengaku penduduk di zona radius 10 kilometer yang ingin memasuki lokasi tersebut diminta untuk kembali. Sementara, pengguna jalan yang ingin ke Klaten melalui jalur tersebut disarankan menggunakan jalan lain.

"Tidak ada yang boleh masuk. Sejak jam 10 tadi nggak ada pengungsi yang kembali ke rumahnya. Walaupun radius bahaya diturunkan, tapi statusnya kan masih awas," kata petugas Ditlantas Polda DIY Aiptu Tukiman yang berjaga-jaga di pertigaan Pokoh, jalan Raya Cangkringan.

Namun, beberapa warga yang mengaku rumahnya tak jauh dari posko penjagaan itu, diperbolehkan masuk. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini