Laporan wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah Meletus beberapa waktu lalu, kini tampak terjadi penurunan tanah atau deflasi di kaki Gunung Merapi sebelah tenggara.
Berdasarkan laporan hasil pemantauaan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), hingga sore ini, Sabtu (201/11/2010), data dari tiltmeter menunjukkan deformasi yang fluktuatif namun tidak menunjukkan adanya inflasi (penggembungan permukaan tanah) yang signifikan.
Pemantauan deformasi dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) geodetik menunjukkan adanya deflasi (penurunan permukaan tanah ) di kaki Gunung Merapi sebelah Tenggara.
Deformasi adalah perubahan bentuk gunung api, biasanya dalam dimensi micron sampai dengan meter. Deformasi terjadi karena aktivitas vulkanik berupa pergerakan magma di bawah permukaan yang berpengaruh pada perubahan tekanan pada kantong magma. Akibatnya volume permukaan juga berubah sehingga menyebabkan tubuh gunung api berubah.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pukul 00:00-18:00 WIB hari ini, erupsi masih berlangsung meski dengan intensitas yang menurun. Tercatat berdasarkan hasil pemantauan kegempaan, terjadi gempa vulkanik sebanyak 23 kali, Multiphase 3 kali, tremor masih beruntun, guguran 3 kali, dan tektonik 2 kali.
Pemantaaun secara visual hari ini dilaporkan, Gunung Merapi selalu tertutup kabut tipis hingga pekat sejak dini hari hingga sore hari. Saat kabut tipis, teramati asap solfatara berwarna putih hingga kecoklatan dengan intensitas tebal bertekanan lemah setinggi 350 meter condong ke Barat Daya hingga Barat.
Tercium abu awan panas dengan intensitas sedang dari Manisrenggo pada pukul 14:50 WIB. CCTV Deles dan Museum merekam cuaca kabut pekat sejak dini hari hingga pagi hari. Pada pukul 08:00 WIB, terekam oleh CCTV Museum asap putih kecoklatan berintensitas tebal setinggi 150 meter condong ke Barat Daya. Pukul 09:10, CCTV Deles merekam asap putih tebal kecoklatan setinggi 200 meter condong ke Barat Daya.
Berdasarkan pemantauan instrumental dan visual, aktivitas G. Merapi masih tinggi. Maka stastus aktivitas Gunung Merapi pada tingkat AWAS (Level 4). Ancaman bahaya langsung erupsi Gunung Merapi berupa awanpanas dan ancaman tidak langsung berupa lahar
Permukaan Tanah di Kaki Gunung Merapi Turun
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Prawira
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger