Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wilem Jonata dan Hanan Wiyoko
TRIBUNNEWS.COM -- Ribuan massa dari berbagai elemen maupun warga, akan membanjiri kantor DPRD DIY di Jl Malioboro. Mereka akan memantau sekaligus menuntut DPRD DIY yang menggelar sidang paripurna untuk menentukan sikap RUU Keistimewaan Yogyakarta yang dibahas DPR RI.
Elemen yang akan turun ke jalan yakni Paguyuban Kepala Desa se-Yogyakarta, Paguyuban Kepala Dusun se Yogyakarta, Paguyuban Tukang Becak dan Wisata se Yogyakarta, Forum Komunikasi Seniman se-DIY.
Paguyuban Tri Dharma, Pemalni, Komunitas Juru Parkir, Patma, Handayani, Pamarta, Paguyuban Pedagang Lesehan Maliboro (PPLM), Paguyuban Pengusaha Malioboro (PPM), dan Paguyuban Pengusaha Ahmad Yani (PPAY) tak mau ketinggalan beraksi.
Para pedagang, tukang becak,juru parkir hingga mahasiswa juga akan memenuhi kantor DPRD yang berada di Jl Malioboro. Bahkan, janda-janda yang tergabung dalam Persaudaraan Janda-janda Indonesia (PJJI) pun juga berdemonstrasi.
"Kami bersama Kepala Dusun akan beraksi demi penetapan Sultan sebagai Gubernur DIY," tegas Sugiman,Ketua Paguyuban Kepala Dusun se-DIY kemarin.
Para pedagang di kawasan Malioboro dan A Yani pun memilih menutup dagangannya supaya bisa ikut demonstrasi.
"Kami siap ikut demo. Ikhlas saja kalau harus libur sehari. Kami mendukung penetapan Sultan (Sri Sultan Hemengku Buwono X) sebagai gubernur," kata dua pedagang kaki lima, Sumiyati (37) dan Eko (32).
Pedagang batik dan cinderamata anggota Tri Dharma itu mengaku bisa kehilangan omset Rp 100 ribu-Rp 300 ribu bila menutup dagangannya. “Demi solidaritas, kami rela. Ikhlas,” ujarnya..
Ketua Paguyuban Parkir Malioboro, Sigit Karsana Putra, mendukung penuh pergerakan massa besok. Ia sudah mengoordinasikan rekan-rekannya agar ikut berunjuk rasa. "Akan ada pembagian tugas, ada yang berdemo, dan ada yang jaga parkir," ujarnya. (*)
Dari Tukang Becak hingga Janda Turun ke Jalan Demi Sultan
Penulis: Willem Jonata
Editor: Tjatur Wisanggeni
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger