TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN
– Mbah Maridjan, sang juru kunci Gunung Merapi ternyata masih memiliki
beberapa “permintaan.” Dia minta masjid yang dibangun di Kinahrejo
segera diselesaikan. Selain itu Mbah Maridjan juga minta agar dia
selalu dikirim doa tahlil hingga kematiannya genap 1.000 hari.
“Permintaan”
Mbah Maridjan ini disampaikan melalui Surono, seorang pegawai humas
Pemkab Sleman. Saat mengikuti apel pagi Kamis (17/02/2011) sekitar
pukul 08.30, Surono kesurupan.
Saat mengikuti apel, tiba-tiba
Surono berteriak dan mengaku sebagai Mbah Maridjan. Saat itu Surono
mengaku ingin bertemu dengan anaknya yang bernama Agus Wiyarto. Karena
mengaku sebagai Mbah Maridjan, Surono kemudian dibawa dengan mobil
ambulan menuju ke Kinahrejo.
Sesampai di Kinahrejo, beberapa
warga kaget karena ada iring-iringan mobil yang datang. Jarwo Santoso
(49) seorang relawan yang saat itu ada di Kinahrejo menjelaskan, Surono
yang mengaku sebagai Mbah Maridjan minta diantar ke masjid dan ingin
bertemu dengan anaknya yang bernama Agus Wiyarto.
"Tadi saya
ikut memapah dan membawanya ke dalam masjid bersama beberapa warga dan
teman-teman Surono dari Pemda Sleman," katanya.
Masih menurut
kesaksian Jarwo, Surono kemudian ditemukan dengan Agus Wiyarto, sahabat
Mbah Maridjan yang mantan ketua DPRD Bantul dan kebetulan memang sedang
ada di Kinahrejo. Saat bertemu dengan Agus Wiyarto, Surono kemudian
memberikan beberapa pesan.
"Kamu itu anakku Gus. Aku meminta
supaya kamu segera menyelesaikan pembangunan masjid. Setiap malam Jumat
Kliwon kamu harus membacakan tahlil sampai seribu hari kematian saya,"
ucap Jarwo menirukan pesan dari Surono yang disampaikan kepada Agus
Wiyarto.
Usai memberikan pesan, Agus kemudian memegangi kepala
Surono bersama-sama dengan warga yang berada di dalam masjid. Mereka
berdoa agar Surono bisa segera sadar. "Pesan sudah saya terima,
sebaiknya Simbah (Mbah Maridjan, red)," kata Jarwo menirukan ucapan
Agus.
Beberapa saat kemudian, Surono lemas dan bingung. Ia
kemudian bertanya kepada warga yang berada di dalam masjid mengapa
dirinya di sini dan kenapa badannya terasa lemas. (*)
Mbah Maridjan Mita Masjid Kinahrejo Diselesaikan
Editor: Gusti Sawabi
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger