Laporan Wartawan Tribunnewsbatam.comSihat Manalu
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Kematian Putri Mega Umboh secara tak wajar, membawa trauma mendalam bagi Kesya. Putri semata wayang yang kini berumur 2,6 tahun itu sering menjerit minta tolong, supaya mamanya, Putri Mega Umboh jangan dicekik Rosma.
Rosma adalah pembantu rumah tangga yang bekerja di rumah Putri di Perumahan Anggrek Mas 3, Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Getwein Mosse, ibunda Putri Mega Umboh menyebut, mereka sudah dua kali mengantar cucunya tersebut ke dokter psikiater anak di Jakarta.
"Saya harus ekstra hati-hati merawat Kesya. Hasil pemeriksaan dokter terhadap Kesya, bahwa dia (Kesya) tidak boleh dibawa ke tempat gelap, tidak boleh dikasari, tak boleh dimarahi dan jangan memutar televisi yang menayangkan pembunuhan. Kesya mengalami trauma mengingat ibunya dibunuh secara sadis," kata Getwein, Kamis (11/8/2011).
Getwein menyebut, hasil analisis dokter yang memeriksa Kesya, menyebutkan, 80 persen Kesya melihat pembunuhan terhadap mamanya, Putri Mega Umboh.
Belakangan ini, Kesya setiap masuk kamar mandi seperti berontak minta ampun dan memanggil mamanya. Keisya sambil memegang lehernya minta ampun jangan pukul Mama.
"Kalau masuk kamar mandi teriak terus panggil mamanya. Ros pukul Mama, jangan pukul, ampun," kata Getwein menceritakan omongan Keisya.
Getwein menanyakan kepada Keisya, Ros pukul Mama, Papa dimana? lalu dijawab Keisya, "Papa di kantor".
"Saya melihat omongan ini polos, karena yang ngomong anak kecil yang belum tahu dusta. Walau dibentuk opini seolah-olah menantu kami Mindo Tampubolon terlibat, kami yakin dia tidak terlibat. Omongan Keisya, semakin menguatkan pendirian kami bahwa Mindo tak terlibat," paparnya.
"Mindo hanya dijadikan kambing hitam. Kami juga punya keluarga yang berprofesi sebagai pengacara di luar pengacara resmi. Pengacara yang masih keluarga itu bilang Mindo tak terlibat," kata Getwein.