Laporan Wartawan Tribun Jogja, Ikrob Didik Irawan
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Setelah ditutup selama sepekan akibat aksi bom bunuh diri, GBIS Kepunton kembali dipergunakan untuk beribadah, Minggu (2/10/2011).
Seolah tak terjadi peristiwa apa-apa, kegiatan beribadah di gereja yang berkapasitas sekitar tiga ribuan jemaat itu berjalan seperti biasa. Sejak pagi, para jemaat mulai berdatangan untuk mengikuti kebaktian pertama yang dimulai pukul 06.00.
Kursi-kursi bagi jemaat baik di lantai I, 2, dan 3 terisi penuh. Satu di antara ribuan jemaat itu adalah Lim Swie Hanyang ikut menjadi korban saat aksi peledakan bom pada Minggu (25/9/2011) lalu.
Saat pelaksanaan kebaktian perdana pascaaksi bom bunuh dini itu, pengaman yang dilakukan cukup ketat. Sejumlah anggota kepolisian dari Polresta Solo tampak berjaga-jaga di luar gereja.
Tak hanya polisi, belasan anggota Banser NU dari Ranting Jebres juga ikut melakukan pengamanan. Menurut Kapolresta Solo Kombespol Listyo Sigit Prabowo, ada satu peleton atau sekitar 30 personil yang diturunkan untuk melakukan pengamanan.
"Ada satu peleton pasukan yang kita terjunkan baik yang berseragam maupun berpakaian preman. Pengamanan kita lakukan dari pagi hingga sore sampai batas waktu yang belum ditentukan," kata Kapolres saat meninjau GBIS Kepunton.