TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Puluhan wartawan Jambi dari berbagai media cetak, elektronik, radio dan online melakukan orasi di depan tugu Pers, Kamis (17/10/2012) pagi. Orasi tersebut merupakan aksi solidaritas atas pemukulan rekan wartawan yang meliput saat jatuhnya pesawat Hawk 200 di Riau.
Dalam orasinya, para wartawan menuntut agar pelaku pemukulan yang dilakukan oleh oknum perwira TNI tersebut dipecat dari jabatannya. Pekerja pers juga menuntut agar Danlanud dipecat atau dimutasikan dari jabatannya, serta mengutuk keras siapapun yang telah melakukan tindak kekerasan terhadap kuli tinta, yang telah bekerja secara ikhlas sebagai penyambung lidah masyarakat.
"Tidak seharusnya oknum TNI melakukan tindak kekerasan terhadap wartawan," kata Saiful, wartawan Jambi TV yang mewakili awak media lainnya.
Saiful mengatakan, kasus ini merupakan kesekian kalinya terjadi kekerasan terhadap pekerja jurnalis, padahal dalam Undang-undang nomor 40 tahun 1999 telah diatur tentang kebebasan pers.
Pada aksi solidiritas ini turut dilakukan ikrar yang menyatakan bahwa jurnalis Jambi mengutuk keras semua tindakan kekerasan terhadap wartawan, serta meminta instansi terkait agar melakukan proses hukum terhadap penganiayaan terhadap wartawan di Riau. Bila tuntutan itu tidak dilaksanakan, maka insan pers Jambi akan melakukan aksi yang lebih besar lagi.
Sebelum aksi damai itu berakhir, dilanjutkan pengumpulan kartu tanda pengenal sebagai simbol penolakan. Kemudian para pemburu berita itu melakukan pembakaran kertas karton yang bertuliskan kecaman terhadap oknum TNI angkatan udara, yang sudah dibentuk seperti pesawat terbang yang merupakan simbol detik-detik terjadinya pemukulan terhadap wartawan di Pekanbaru Riau itu. (zak)
Baca Juga:
- Fokker Kargo Bermuatan 3.550 Kg Tergelincir di Hang Nadim
- Dua Narapidana Laporkan Hakim ke KPK
- Jurnalis Samarinda Tuntut Oknum TNI Pemukul Wartawan Dipecat
- Pasokan Hewan Kurban di Samarinda Melebihi Kebutuhan