Laporan Wartawan Tribun Timur, Rudhy
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang menyatakan pilgub Sulsel kali ini bukan lagi zamannya perang udara melainkan perang darat.
Pengendali Tim Kapal Induk, Haris Yasin Limpo mengatakan, pelaksanaan kampanye yang tersisa tinggal sehari lagi akan menjadi ajang unjuk kekuatan (show force) kandidat.
Pelibatan massa dalam jumlah besar menjadi magnet bahkan sudah tradisi dalam kampanye terbuka. Hal itu bertujuan, untuk menciutkan nyali para lawan politik atau kandidat lainnya.
"Tapi untuk pertarungan kali ini kita lebih menggunakan peralatan darat ketimbang cara-cara lama yakni perang udara," ungkap Haris kepada wartawan, Kamis (3/1/2013).
Haris yang juga legislator DPRD Sulsel, menjelaskan, perang darat yang dimaksud adalah mobilitas masa kampanye nantinya pasti sangat tinggi. Karena itu, untuk menjangkau daerah-daerah yang akan disasar Sayang jilid 2 di 24 kabupaten/kota pihaknya lebih memanfaatkan fasilitas darat ketimbang pesawat atau heli.
Terkecuali, daerah yang betul-betul terisolir atau sulit dijangkau kendaraan seperti Kepulauan Selayar, pasti akan menggunakan helikopter.
"Namun itupun masih dipikir-pikir, meski heli yang akan digunakan nantinya merupakan bantuan daerah teman. Paling tidak hanya bahan bakar Avtur yang dipersiapkan," kata Haris.
Ketua Fraksi Golkar Makassar ini menjelaskan, jumlah peralatan darat yang akan memobilisasi aktivitas kampanye Sayang selama 14 hari kedepan. Mulai 5-18 Januari mendatang lima mobil bus besar, lima mobil trailer atau tronton dan sejumlah kendaraan lainnya termasuk satu heli namun itupun masih dalam berbincangan.
"Kita ingin menampilkan kampanye yang sederhana, tidak ingin bermewah-mewahan," ungkap Haris tanpa merinci secara detail jumlah dana yang digelontorkan dalam menyewa kendaraan darat tersebut.
Bahkan menurutnya, dana yang disediakan Kapal Induk untuk aktivitas kampanye usungan Partai Golkar ini hanya Rp 3 miliar. Termasuk baiaya sewa artis lokal jebolan KDI, sewa soundsystem serta peralatan lainnya.
Juru bicara Sayang jilid 2 Maqbul Halim, mengatakan, pilgub Sulsel kali ini akan lebih memanfaatkan perang darat daripada perang udara.
"Bukan lagi masanya perang udara, karena hal itu hanya mempertontonkan bentuk kemewahan. Yang perlu adalah bagiamana menarik simpati masyarakat dengan bentuk kesederhanaan," ujarnya.
Mantan anggota KPU Makassar ini menilai, selain perang darat langkah-langkah strategis lain yang akan dilakukan Sayang dalam memenangkan pilgub Sulsel dua rival politiknya adalah memaksimalkan pergerakan underground atau gerakan bawah tanah.
Dia menilai, alasan memanfaatkan perang darat ketimbang perang udara, karena Sayang ini mengemas kampanyenya dalam bentuk sederhana. Bahkan kampanye Sayang akan tetap menitikberatkan metode kampanye dialogis di seluruh kecamatan yang tersebar di Sulsel.