Laporan Reporter Tribun Jogja, Hanan Wiyoko
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Konsentrasi gas beracun dari Kawah Timbang saat ini diketahui lebih pekat dibandingkan peristiwa gas beracun 2011 lalu.
Dari hasil pengukuran petugas pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dieng, sejak ditetapkan Waspada (level II), gas CO2 yang keluar dari Kawah Timbang terukur mencapai kadar 2,5 persen pada Kamis (14/3/2013) lalu.
"Aktivitas Kawah Timbang saat ini lebih tinggi dari 2011 lalu. Kadar gas yang keluar lebih pekat dan luncurannya lebih jauh. Namun sebaran ke kanan dan kiri lebih pendek," kata Kepala Pos PGA Dieng, Tunut Pujiharjo, Sabtu (16/3/2013) pagi.
Sebagi pembanding, pada 4 Juni 2011, luncuran asap putih dari Kawah Timbang terpantau 300 meter. Kemudian pada 14 Maret 2013, arah luncuran asap putih terpantau 350 meter ke arah selatan.
Seperti diberitakan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Kawah Timbang dari normal (level I) menjadi waspada (level II) sejak Senin (11/3/201), pukul 21.30 WIB.
Terkait peningkatan status tersebut, PVMBG merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 500 meter dari Kawah Timbang, karena adanya ancaman bahaya gas CO/CO2 yang berbahaya bagi kehidupan.
Masyarakat juga diminta agar waspada jika melakukan penggalian tanah di sekitar Kawah Timbang dengan kedalaman lebih dari satu meter karena dari tempat tersebut dapat berpotensi terancam bahaya gas CO/CO2.
Kejadian keluarnya gas beracun dari Kawah Timbang pernah terjadi pada akhir Mei hingga Juni 2011. Saat itu, ratusan warga Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, mengungsi.
Klik: