News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kelompok Bersenjata Serang Lapas

31 Napi Saksikan Eksekusi Diki Cs

Editor: Ade Mayasanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENYERBUAN LAPAS CEBONGAN - Mobil ambulan keluar dari Lapas Cebongan di Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (23/3/2013). Pada Sabtu dini hari terjadi penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok orang bersenjata yang menewaskan empat orang tersangka pelaku pembunuhan di Hugos Cafe yang ditipkan oleh Polda DI Yogyakarta di Lapas tersebut. TRIBUNJOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN -- Empat orang tahanan titipan Polda DIY, tewas mengenaskan dengan sejumlah luka tembak di bagian tubuh dan kepala dalam sebuah serangan dari kelompok bersenjata di Lapas Kelas II B, Cebongan, Sleman pada Sabtu (23/3/2013) sekitar pukul 01.15 WIB dini hari. Keempat tahanan yang tersandung kasus penganiayaan hingga pembunuhan Sertu Santoso beberapa waktu yang lalu ini, tewas setelah ditembak menggunakan senjata laras panjang dari jarak dekat.

"Mereka ditembak di Ruang A5, Blok A disaksikan 31 orang tahanan lainnya yang ada di ruangan itu," kata Kepala Lembaga Permasyarakatan Kelas II B, Sleman, Sukamto Harto, Selasa siang.

Kelompok bersenjata yang diperkirakan berjumlah 17 orang ini, berhasil masuk setelah mengancam dan mencoba mengelabui petugas dengan mengaku sebagai anggota Polda DIY. Menurut Sukamto, empat orang yang datang pertama kali tersebut, mengatakan hendak bon tahanan (meminjam tahanan) dengan menunjukan selembar surat berkop Polda DIY kepada petugas jaga yang berada di balik pintu gerbang pertama.

Ia menjelaskan, saat itu petugas merasa curiga sehingga tak lantas mengizinkan mereka masuk. Tanpa diduga, kelompok bersenjata itu mengancam hendak menjebol pintu. Ancaman itu membuat nyali petugas menciut. Apalagi, penolakan petugas justru berbuntut penganiayaan.

"Karena menolak, beberapa petugas diinjak, diseret dan dipukul menggunakan popor senjata. Akhirnya mereka menunjukan ruangan tempat para tahanan berada,"imbuhnya.

Usai pintu dibuka, belasan orang berpenutup wajah lainnya dengan menenteng senjata laras panjang, mengancam dan menganiaya sejumlah petugas jaga di ruangan yang berada di antara gerbang pertama dan kedua. Tuntutan mereka jelas, yakni menanyakan ruangan keempat orang tahanan titipan Polda DIY berada. Yakni Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, Adrianus Candra Galaga, Yohanes Juan Mambait, Gameliel Yermiayanto Rohi Riwu.

Adapun untuk menuju ruangan tahanan yang berada di bagian belakang areal lapas ini, setidaknya harus melewati lima lapis pintu penjagaan. Ketika kejadian, semua akses pintu dikunci dan hanya Kepala Keamanan Lapas yang menyimpan kunci-kunci tersebut yang disimpan di sebuah box kaca yang kemudian dipecahkan oleh para pelaku.

Sambil menyeret seorang petugas keamanan, para pelaku kemudian berhasil mencapai lokasi para tahanan berada. Di blok A ini, diisi oleh 35 orang tahanan. Sehingga peristiwa penembakan itu pun disaksikan oleh 31 orang tahanan lainnya yang berada di ruangan yang sama. Adapun, Lapas Sleman ini, sekarang dihuni oleh 352 orang, padahal kapasitasnya 162. Mereka menghuni enam blok tahanan dimana satu diantaranya diperuntukan bagi warga binaan perempuan.

"Ada beberapa yang trauma tapi selebihnya kondusif, karena mereka juga sadar bukan mereka sasarannya, yang saya khawatirkan para petugas jaga, takutnya mereka trauma, semuanya ada 10 orang yang berjaga," tambahnya.
Sementara itu, bersamaan dengan eksekusi tersebut, beberapa pelaku lainnya, memaksa untuk diantarkan ke ruang penyimpanan file dan perekam kamera pengintai. Padahal, para petugas lapas tak mengetahui dimana alat itu berada. Yang hanya berhak menyimpan dan mengetahui tempatnya yakni hanya kalapas. Namun, para pelaku kemudian menemukan file dan alat rekam itu berada di ruangan Kalapas, setelah sebelumnya mendobrak paksa pintu ruangan kalapas yang berada di lantai II.

"Kami semua waktu itu sudah berdarah-darah, saya juga kena pukul popor senjata laras panjang," ungkap seorang petugas lapas seraya menunjukan mata kirinya yang hitam lebam.

Sesaat setelah sekelompok orang bersenjata itu berhasil masuk, para petugas lapas memang berada di bawah todongan senjata laras panjang. Petugas lapas yang tak kooperatif menjadi sasaran kekerasan mereka. Bahkan menurut petugas lapas ini, para pelaku juga sempat mengancam menggunakan granat tangan. "Sempat dijatuhkan di tanah," ucapnya.

Peristiwa penyerangan ini, berlangsung cukup singkat. Sukamto menyebutkan paling tidak kejadian itu berlangsung antara 15 hingga 20 menit saja. Berdasarkan kesaksian para petugas lapas, para pelaku juga tak banyak bicara, namun langsung bergerak menuju sasaran mereka.

Sementara itu, sejumlah warga yang tinggal di sekitar Lapas Sleman, memilih bungkam terkait kejadian itu. Walaupun bersedia memberikan kesaksian, namun mereka enggan menyebutkan identitasnya. "Saya cuma dengar ada rentetan suara senjata, tidak tahu apa yang terjadi dan baru tahu pagi ini," jelas seorang pria yang tinggal tak jauh dari lapas sleman. tribun jogja/mon

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini