News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hacker

Masih Ada Puluhan Wildan Lain di Jember

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Ternyata banyak sekali warga Jember yang mempunyai keahlian sebagai hacker (peretas), selain Wildan Yani Ashari. Mereka semua tergabung dalam Jember Hacker Team (JHT), dan butuh penyaluran bakat agar keahliannya tidak justru merusak.

Tidak boleh ada foto, juga tidak perlu menyebutkan identitas dalam pemberitaan. Demikian permintaan para anggota Jember Hacker Team ketika Surya bertemu dan ikut kegiatan mereka beberapa hari lalu.

Jember Hacker Team, menjadi terkenal tidak hanya di kalangan hacker namun juga orang yang tidak mengerti dunia hacker setelah Wildan Yani Ashari ditangkap tim Cyber Crime Mabes Polri. Wildan meninggalkan tampilan 'Jember Hacker Team' di situs resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah diretasnya.

JHT, demikian akronim Jember Hacker Team yang disematkan oleh penghuninya. Didirikan sejak tahun 2011 lalu dan kini anggota di forum mencapai 3.000 orang dari seluruh Indonesia. Sementara, warga Jember sendiri yang masuk dalam forum itu sekitar 1.600 orang.

Anggotanya didominasi oleh generasi muda, anak sekolahan, kuliahan juga pekerja muda. Anak sekolah mulai dari tingkat SMP dan SMA banyak bergabung.

Diskusi dan komunikasi tidak hanya dilakukan di forum chat JHT namun juga diskusi darat yang digelar setiap bulan sekali. Namun pertemuan sebulan sekali itu biasanya diikuti tidak lebih dari 10 orang setiap kali pertemuan. Padahal dalam acara kopi darat, ilmu yang dipelajari lebih banyak. Diskusi berlangsung mirip kelas informal karena ada mentor yang akan berbagi ilmu.

Namun sang mentor, salah satu pendiri JHT, tidak akan begitu saja berbagi ilmu. “Saya harus lihat iktikad anak itu. Apakah baik atau buruk, artinya akan dibuat untuk merusak atau kebaikan,” ujar sang mentor, sebut saja Adi.

Menurut Adi, dalam dunia hacker ada tiga golongan, seperti juga di manusia yakni Black Hacker, Grey Hacker dan White Hacker. Black Hacker adalah mereka yang punya ilmu namun digunakan untuk kejelekan seperti deface (mengubah tampilan situs pihak lain), atau masuk ke sistem dan mengambil data untuk kepentingan jelek. Kalau seseorang yang bisa menjebol server ataupun kartu berharga (carding) bisa menggunakan isinya untuk kepentingan pribadi dan merugikan orang lain.

“Kalau abu-abu (Grey Hack­er), ya berada di tengah-tengah. Kadang digunakan untuk kejelekan namun kadang juga tidak,” lanjutnya.

Sementara White Hacker adalah hacker yang lebih memilih menjadi seorang satpam alias security system dalam dunia TI. "Jadi seseorang belajar keamanan dan celahnya untuk digunakan lebih meningkatkan keamanan sistem ataupun suatu website. Hacker jenis ini biasanya meninggalkan pesan ke situs yang berhasil dibobol, berisi pemberitahuan tentang kelemahan situs tersebut," kata Adi.

Seperti anggota JHT yang memakai nickname ‘Star Angga’. Remaja yang masih duduk di bangku kelas 2 sebuah SMA negeri di Jember itu belajar keamanan dan celah keamanan sistem karena tertarik. “Kalau kita tahu celah suatu web, misalnya, kita bisa menambal kelemahannya atau menambah keamanan di sistem itu,” ujarnya.

Meski juga belajar men-deface sebuah tampilan website, namun ia tidak pernah mencuri atau menghilangkan isi web tersebut. Ia juga bisa memperbaiki tampilan laman yang telah di-deface-nya ke tampilan semula.(uni/idl)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini