TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono menyatakan, revitalisasi empat keraton di Cirebon bisa membuat Cirebon menjadi satu di antara pusat perhatian dunia.
"Ini bisa lebih dari Roma (Italia) nantinya," ujar Agung, saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Master Plan Kawasan Keraton di Cirebon di Hotel Santika, Jalan Wahidin, Kota Cirebon, Senin (6/5/2013).
Menurut Agung, revitalisasi adalah upaya mendorong kawasan Cirebon sebagai destinasi wisata dunia. Itu karena revitalisasi melestarikan keraton sebagai aset budaya.
Karena itu, Agung juga mengharapkan revitalisasi empat keraton di Cirebon bisa berdampak pada peningkatan ekonomi rakyat. Rapat itu, katanya, menyepakati revitalisasi berlangsung selama dua tahun hingga 2015.
"Setidaknya, pada akhir 2014, revitalisasi mencapai 70 persen," ucapnya.
Revitalisasi kawasan keraton di Cirebon terbagi menjadi tiga kluster, keraton-keraton (Kasepuhan, Kanoman, Kacirebonan, dan Kaprabonan), makam Sunan Gunungjati, dan kawasan Gua Sunyaragi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan dana sebesar Rp 159,4 miliar untuk revitalisasi kawasan empat keraton di Cirebon.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Wiendu Nuryanti menyatakan, dana Rp Rp 159,4 untuk membiayai pembangunan fisik dan nonfisik.
Dana revitalisasi fisik empat keraton senilai Rp 138 miliar yang meliputi revitalisasi cagar budaya, tata ruang, dan infrastruktur. Sisa revitalisasi dipakai bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM) warga sekitar keraton.
Dana pembangunan nonfisik pun digunakan untuk pendanaan pengembangan organisasi dan promosi empat keraton. Revitalisasi ini, jelasnya, adalah awal revitalisasi total 189 keraton di Tanah Air, yang sekitar separuhnya mengalami kerusakan berat.
"Keraton adalah pusat dan inspirasi kebudayaan," cetusnya. (*)